Minggu, 12 Januari 2014

YANG BERPRESTASI : Edy Satianto, Yesti Hasrawita (Selasa 10 Desember 2013)



YANG BERPRESTASI
Drs. Edy Satianto, M.Si.
Terlahir Menjadi Guru



P
engalaman mengajar sudah tidak dihiraukan lagi oleh seorang guru di SMA Negeri 5 Medan yang satu ini. Baginya, mengajar sudah menjadi sebuah kebutuhan yang wajib dipenuhi. Sebab, ilmu yang dimiliki harus disalurkan kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
            “Saya menjadi guru di SMA 5 Medan, sejak 1993, kira-kira sudah 20 tahun dapat dikatakan sudah berpengalamanlah di sekolah ini,” kata Drs. Edy Satianto, M.Si, saat ditemui di lingkungan SMA N 5 Medan, akhir pekan lalu.
            Sebelum menjadi tenaga pengajar di SMA 5 Medan, ia memiliki pengalaman mengajar di luar daerah Kota Medan. “Pernah menjadi guru salah satu sekolah di Laguboti Tapanuli Utara yaitu pada 1990,” ungkapnya.
            Guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia di mata setiap orang dan banyak juga yang mengakui guru sebagai cita-cita. Tetapi bagi Edy Satianto, awalnya menjadi guru tidak merupakan cita-citanya.
            “Kalau ditanya cita-cita, dari dahulu ingin menjadi Dokter. Tetapi karena pada saat itu status sosial ekonomi keluarga yang kurang memungkinkan, akhirnya mengantarkan saya menjadi guru. Dapat dikatakan, guru ini adalah pelarian bagi saya,” paparnya.
            Ia menegaskan, meskipun pada awalnya guru adalah pelarian baginya, akan tetapi kini profesi guru telah menyatu dan tak dapat dipisahkan dalam hidupnya. Ia juga mengakui, mungkin ia telah terlahir dan ditakdirkan Tuhan menjadi seorang guru, khsusnya guru Fisika.
            Fisika adalah ilmu yang ditekuninya yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan alam. Tentu ia memiliki alasan tersendiri mengapa lebih memilih menggeluti ilmu eksakta ini dibandingkan ilmu lainnya.
            “Karena terinspirasi dari guru Fisika saya. Ia berpenampilan rapi, menyampaikan materi mudah dimengerti sehingga ini menjadi sebuah dorongan bagi saya untuk menjadi guru Fisika juga. Bagi saya pribadi, ilmu Fisika itu levelnya di ataslah dibandingkan ilmu lainnya,” ungkap alumnus IKIP Medan tersebut.
            Semenjak menjadi guru Fisika di SMA 5 Medan, ia tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga memberikan kontribusi kepada sekolah ini. Seperti turut membina siswa dalam Olimpiade Fisika atau Sains. Beberapa kali siswa yang dibinanya tersebut telah mengharumkan nama sekolah.
            “Pernah ada suatu pengalaman, saat itu saya membimbing siswa saya menghadapi Olimpiade Fisika Tingkat Kota Medan dan ternyata mendapatkan juara. Sebelumnya, juara tersebut dipertahankan salah satu sekolah swasta di Medan ini. Mereka terkejut mengapa bisa kecolongan oleh SMA N,” kenangnya.
            “Lalu, gurunya menghampiri saya dan menanyakan, bagaimana sih cara belajar anak bapak kenapa bisa juara? Saya jawab, belajarnya ya sama dengan anak yang lain,” lanjutnya mengakhiri kenangan tersebut.
            Di mata siswa, lelaki yang pernah melanjutkan pendidikan Strata Dua di Universitas Sumatera Utara ini merupakan panutan yang dapat dijadikan sebagai contoh guru yang baik dan berprestasi.
            “Selalu intropeksi diri adalah kunci saya untuk menjadi guru yang baik, dan selalu meminta kritik dan saran dari siswa. Mungkin  itu sebagai acuan agar dapat menjadi lebih baik lagi, karena yang menilai kekurangan guru itu ya siswanya,” kata pria berusia 51 tahun tersebut.
            Baginya, meningkatkan kualitas pendidikan itu sangat penting, dan kunci dari itu adalah disiplin. Baik disiplin guru maupun peserta didik. Karena, disiplin adalah kunci kesuksesan meningkatkan mutu pendidikan, dan terlebih dahulu adalah kedisiplinan dari guru itu sendiri. *** (Fela Felia Batubara)

 


            Yesti Hasrawita
Sukses Melalui Ilmu Ekonomi



M
emiliki tekad yang kuat untuk maju dan menjadi manusia yang berguna, serta mempunyai rencana di masa depan telah dirancang seorang peserta didik SMA Negeri 5 Medan. Dia adalah Yesti Hasrawita, siswi yang duduk di bangku kelas XII.
            Putri pasangan Ali Rahman dan Tuti Harianti ini yakin dengan kemampuan yang dimilikinya akan menjadi sesuatu yang berharga pada hari esok, apabila disertai dengan kemauannya yang tinggi untuk terus belajar.
            “Belajar itu sangat penting untuk mencapai cita-cita. Kalau tidak belajar, kita tidak akan menjadi apa-apa dewasa nanti. Setiap orang pasti ingin sukses kan? Maka, kuncinya adalah belajar,” ungkapnya saat berada di kompleks SMA 5.
            Ilmu Pengetahuan Sosial adalah jurusan yang dipilihnya. Siswi ini telah banyak mendapatkan prestasi, terutama dalam dunia ilmu ekonomi yang sangat digemarinya. Berbagai prestasinya tersebut sangat membanggakan dan mengharumkan nama sekolah.
            “Prestasi yang pernah saya raih di antaranya adalah Juara III Olimpiade Pasar Modal tingkat Sumatera Utara, Juara II Olimpiade Akuntansi Adzkia, Juara III Olimpiade Sains Nasional tingkat Kota Medan, dan TSM School and Management bidang Ekonomi mendapatkan Juara II,” paparnya dengan ramah.
            Gadis berkulit putih ini mengaku sangat menyukai dunia ekonomi. Selain peluang lebih besar umendapatkan prestasi, juga merupakan cita-citanya agar kelak menjadi dosen yang mahir Ilmu Ekonomi.
            “Jangan pernah meremehkan setiap event yang ada, yakin dan percaya kita bisa jadi pemenang,” tegasnya, ketika mengungkapkan rahasia keberhasilannya dalam mengikuti olimpiade-olimpiade Ekonomi tersebut.
            Diakui oleh gurunya, selain anak yang pintar, ia adalah anak yang memiliki sopan santun sehingga wajar menjadi salah satu siswa berprestasi di SMA 5 Medan. Di kelas pun ia selalu aktif, terbukti dengan selalu masuk juara tiga besar setiap semesternya.
            Memiliki hobi browsing di internet, menurutnya, semakin menambah ilmu. Sebab, internet adalah salah satu media untuk mendapatkan beranekaragam informasi tentang dunia dan memperoleh ilmu pengetahuan apabila tidak disalahgunakan.
            Gadis yang akrab disapa Yesti ini mengaku, selalu mendapat dukungan dari orang tua dan kakak seniornya. Apalagi menjelang ujian nasional 2014 mendatang, ia juga tengah mempersiapkan diri. “Persiapan yang saya lakukan adalah menambah waktu belajar, rajin membahas soal dan diskusi dengan teman di bimbel atau di sekolah,” katanya.
            Itu semua ia lakukan agar dapat lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dipilihnya, yaitu Universitas Sumatera Utara. “Agar tidak jauh dari Kota Medan, USU adalah target PTN yang saya pilih lebih tepatnya lagi Fakultas Ekonomi USU,” harap gadis yang tinggal  di Jalan AR. Hakim Medan Area tersebut.
            Dengan kemauan belajar yang kuat serta prestasinya yang membanggakan, Yesti juga menjadi contoh bagi teman-teman seusianya, khususnya di SMA 5 Medan ini. Yesti berpesan kepada seluruh teman seperjuangannya dan adik kelasnya, agar jangan pernah berhenti belajar dan tetap semangat. *** (Fela Felia Batubara)           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar