Pemerintah
Kota Medan sejak dua bulan ini membangun drainase baru. Hal ini ten tu saja
sangat positif untuk mencegah banjir. Sasaran kali ini adalah membuat drainase
baru pada badan jalan inti kota. Sayangnya, pengerjaan proyek ini terkesan
kurang profesional. Mengapa? Banyak pengguna jalan terganggu akibat penggalian
yang terkesan dibiarkan begitu lama. Berikut ini komentar sejumlah kaum
terdidik terhadap penggalian badan jalan tersebut. (red)
Saputra
Mahasiswa FKIP UMSU
Masalah penggalian itu berdampak positif dan negatifnya. Untuk negatifnya, penggaliannya kurang efektif. Maksudnya kurang efektifnya, lama kali selesainya. Karena lama selesainya, membuat jalanan macet gara-gara galian. Di
samping itu galian yang udah selesai jalannya gak makin bagus. Malah jadi jelek. Yang tadinya jalan itu mulus, jadi jelek.
Harapan saya, dipercepat aja penggaliannya agar tidak terjadi
kemacetan panjang. Kalau cuma satu,
gak masalah. Ini banyak, jadi macet ada di mana-mana. Positifnya, dengan galian tadi Medan ke depannya akan mengurangi terjadinya kebanjiran.
Dan, saya mau ada kebijakan yang dilakukan untuk, menghindari kemacetan yang sangat lama, misalkan dengan berikan security atau apalah itu namanya, agar dapat mengatur arus perjalanan jadi lebih tertib dan enggak macet panjang kali. Karena, ada beberapa yang gak ada penjaga mengatur arus perjalanan kendaraan, sehingga pengguna jalan tidak tahu adanya penggalian dan harus memutar kembali kendaraannya. Belum lagi keegoisan pengguna jalan yang mau didahulukan semua jalannya. Akan semakin menjadi jika tidak ada yang membantu mengalihkan jalan. *** (Parada Siregar)
Dan, saya mau ada kebijakan yang dilakukan untuk, menghindari kemacetan yang sangat lama, misalkan dengan berikan security atau apalah itu namanya, agar dapat mengatur arus perjalanan jadi lebih tertib dan enggak macet panjang kali. Karena, ada beberapa yang gak ada penjaga mengatur arus perjalanan kendaraan, sehingga pengguna jalan tidak tahu adanya penggalian dan harus memutar kembali kendaraannya. Belum lagi keegoisan pengguna jalan yang mau didahulukan semua jalannya. Akan semakin menjadi jika tidak ada yang membantu mengalihkan jalan. *** (Parada Siregar)
Adita Carlin Sipahutar
Mahasiswa IAIN Sumatera
Utara
Menanggapi masalah
penggalian drainase yang semrawut di kota Medan sangat
complicated. Ditinjau
dari lokasi, waktu, dan aspek lainnya tidak ada yang menunjang untuk perkembangan kota Medan. Kasusnya bisa kita lihat dengan seksama. Penggalian drainase yang terkesan asal-asalan yang pada
akhirnya membuat keadaan kota Medan menjadi tidak teratur dan kerusakan jalan
yang parah. Bahkan, kerusakan jalan itu terjadi di jalan protokol kota. Bukan itu saja, efek drainase yang semrawut ini pun menimbulkan kemacetan yang luar biasa di kota Medan. Hal ini disebabkan para pekerja pembuatan proyek drainase
ini melakukan penggalian drainase pada jam-jam saat semua orang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Dampaknya, semrawut lalu lintas pun tak terelakkan. *** (Parada Siregar)
Iqbal Martuani Ritonga
Mahasiswa Politeknik Ganesha
Drainase kota Medan saat ini bisa dikatakan sangatlah buruk. Di
mana-mana pembangunan ruko-ruko tidak memikirkan
drainase. Tentu saja hal ini berakibat banjir, karena aliran got tertutup. Pemerintah kota, dalam hal ini bagian Tata Ruang dan Bangunan seharusnya melihat jangka panjangnya.
Dari drainase yang buruk itu, ditambah lagi galian-galian limbah
atau perbaikan sistem drainase,
mengakibatkan macet dan banjir yang parah di kota Medan. Belum selesainya penggalian di suatu tempat dilakukan, malah dibuka penggalian yang baru. Seharusnya, kan pemerintah lebih sigap menangani hal seperti ini. Bukan malah membiarkan jalan bekas galian terlihat rusak dan
bisa membahayakan pengguna jalan tentunya. *** (Parada Siregar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar