Minggu, 12 Januari 2014

MENYULAP KULIT MANGGIS JADI ES KRIM (Kamis 12 Desember 2013)



P
ola hidup sehat kini menjadi pilihan masyarakat Indonesia dan membuka peluang usaha, khususnya di sektor kuliner. Hal ini yang membuat sekelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)  membuat es krim kulit manggis.
Pertemuan saya dengan makanan  ini tepatnya Selasa (03/12) di kampus biru Jalan Kapten Muchtar Basri No.3 Medan, persis di belakang Gedung  E Fakultas Ekonomi. Ketika hendak menuju parkir belakang gedung Fakultas Ekonomi, langkah saya terhenti seketika ada tawaran dari seorang laki-laki. “Bang, es krim bukuma, Bang. Hanya Rp 4000.
Rasa penasaran tawaran lelaki itu membuat langkah saya terhenti. Saya rogoh kocek di saku celana sesuai harga yang ditawarkan lelaki itu. Saya cicipi es krim buah kulit manggis (bukuma) itu. Tempat atau wadah eskrim kira-kira berdiameter 5 cm dengan  bercak warna keungu-unguan.
Es krim yang satu ini memiliki rasa berbeda  dibanding es krim lainnya. Terlebih, rasa ketar khas buah manggis. Rasa lain juga ada di tempat ini, alpukat dan terong belanda. Saya memilih bukuma (kulit manggis).

Mengapa Es Krim Bukuma?
Es krim ini ialah hasil dari kreatif sekelompok mahasiswa, yaitu Mahyudin Sirait, Vina Lucyana Ramadhani Hutabarat, Sukma H. Hakim, dan Nurul Ramadhani Panjaitan. Ide pertama mereka membuat es  krim kulit manggis ini karena melihat banyak manfaat kandugan  kulit manggis ini di berbagai  media, mulai majalah, koran, dan lain-lain. Nama es krim Bukuma diambil dari singkatan Buah Kulit Manggis.
Kulit manggis memiliki anti  oksidan yang tinggi, baik untuk tubuh. Hal inilah yang mendorong mereka membuat es krim bukuma. “Ide ini  tadinya hanya untuk mengikuti pekan kreatif mahasiswa (PKM) yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora),  tepatnya Juli 2012,” ucap Mahyudin menjelaskan.
Selanjutnya, ia dan kawan-kawannya mengusulkan bagaimana kulit manggis ini diolah menjadi sesuatu yang menarik. Ia pun akhirnya memutuskan mengolah buah kulit manggis ini menjadi es krim dengan nama ES KRIM BUKUMA.
Menurutnya, pembuatan es krum ini masih dengan cara  manual, tanpa mesin. Komposisinya hampir sama dengan es krim lainnya. Yang membedakannya ialah di akhir pengolahanya. Sebelum dimasukkan ke mesin, ditambahkan ektrat kulit manggis yang telah dibuat.
Pembuatan ektrat ini dengan cara mengambil serat kulit manggis, kemudian dihaluskan atau diblender. “Produksi es krim ini masih dalam bentuk mingguan, dengan jumlah 300-400 gelas plastik dengan omset Rp500.000 per minggu,” ujarnya.
Pasar yang dijangkau kelompok ini masih seputar kampus, karena produksinya bersifat manual. Pemasaran akan ditambah apabila kelompok ini telah memiliki mesin produksi. Es krim ini saat ini belum memiliki cabang, dan pembelinya masih mahasiswa,” sebutnya.
Yach, globalisasi dan modernisasi, sedikit banyak, telah membawa perubahan di Indonesia. Termasuk, perkembangan kuliner. Banyak restoran  dan makanan ternama dagang luar negeri singgah dan bermukim di bumi pertiwi.
Pola pikir kebanyakan masyarakat Indonesia, yang menganggap segala sesuatu dari luar negeri adalah modern, dan mampu meningkatkan strata kehidupan, menjadikan restoran-restoran tersebut berkembang pesat di nusantara. Dampaknya, kuliner khas daerah bisa semakin terlupakan dan ditinggalkan.
Dengan adanya es krim buatan mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU ini, kita harapkan pemerintah bisa menjadi pendorong perkembangan sekaligus pelestari kuliner yang lebih sehat, untuk bisa dinikmati di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri.
Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan seluruh kuliner khas daerah, seperti pada penyelenggaraan pameran pembangunan di setiap daerah, salah satunya yaitu Pekan Kreatif Mahasiswa (PKM).
Keanekaragaman kuliner Indonesia merupakan bagian kekayaan bagi negeri ini sendiri. Olahan yang berbeda dan cara pengolahan yang beda  menciptaka rasa tersendiri dan tetap memiliki manfaat. *** (Wahyu Saddam Husin)
BUKUMA : Empat orang mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU ini memelopori kuliner es krim buah kulit manggis (bukuma). Asyik rasanya. (Mimbar/Wahyu Saddam Husin)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar