Minggu, 12 Januari 2014

Mari Melawat ke Istana Kota Medan (Kamis 9 Januari 2014)


Laporan : Ismayuni Iswara



M
ARI kita melawat ke Istana Kota Medan. Yah, istana kota Medan ini sering disebut Istana Maimoon. Terletak di pertengahaan kota Medan, tepatnya di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.
Istana ini didirikan pada 26 Agustus 1888, saat Kesultanan Sripeduka Sulthan Maimoon Al Rasyid Perkasa Alamsyah (1873 - 1924). Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.
Sulthan Deli IX menjadikan Istana Maimoon sebagai pusat pemerintahan Kesulthanan Deli pada masa itu. Dengan usia yang sudah 126 tahun, Istana Maimoon menjadi Cagar Budaya oleh Pemerintahan Republik Indonesia melalui Menteri Pariwisata dan Kebudayaan pada 2012.
Dengan luas bangunan 2700 m2 dan 4,5 Ha, memiliki 2 lantai yang terdiri dari 22 ruangan dan kamar. Saat ini masyarakat diizinkan untuk mengunjungi istana dan dipesonai oleh arsitektur serta peninggalan-peninggalan yang unik  berkhaskan Melayu.
Seperti, kursi kesulthanan yang  dulunya digunakan Sulthan untuk sehari-hari, lemari hias sang ratu, perhiasaan yang digunakan ratu, baju kesulthanan dan segala perlengkapan yang dibutuhkannya, masih tetap terjaga rapi dan tertata dengan sangat baik.
Angku Mohar atau Muhammad Mohar, menceritakan secara ringkas mengenai puri yang sempat menjadi tempat tinggal Sulthan Maimoon Al Rasyid.
“Pada masa itu, kebakaran terjadi karena sayap kiri yang mempropagandakan masyarakat untuk membumihanguskan Deli Timur, termasuklah puri yang ditempati oleh Sulthan. Tepatnya, di depan kolam raja, persimpangan Masjid Raya Jalan Sisingamangaraja yang sekarang sudah menjadi hotel,” tuturnya.
Sekretaris Umum Yayasan Sulthan  Ma’moon Al Rasyid ini, mengharapkan kepada pemerintah yang ada untuk memberikan bantuan kepada yayasan di setiap bulannya. “Memang sudah ada sumbangan sesekali dari pemerintah, tetapi yang diterima istana adalah hasil pekerjaan,” jujurnya.
Tentang program yang akan dilakukan yayasan untuk meningkatkan pengunjung. salah satunya dengan program seni budaya seperti pertunjukan tarian, musik live yang ada setiap Senin – Jum’at pada pukul 10.00 – 12.00 wib, acara simulasi perkawinan adat Melayu dan pertunjukan lainnya.
“Program ini direncanakan akan terus berlanjut untuk berikut-berikutnya, dengan waktu tertentu. Seperti pada akhir tahun lalu, mulai tanggal 20 s/d 31 Desember 2013 dengan dua belas kali pertunjukan diadakan pada malam hari dan itu gratis untuk siapapun pengunjung yang ingin melihatnya. Pertunjukan ini dilaksanakan di balairung istana dari grup yang sudah dibina oleh yayasan Sulthan Maimoon Al Rasyid,ujarnya lagi.
Ia mengatakan, yayasan ini berada di bawah naungan Kesulthanan Deli. Tengku Kamarul sebagai ketua umum, DR. Syarfina sebagai ketua I, Muhammad Mohar sebagai sekretaris umum, dan Dra. Tengku Lisa Nelita sebagai bendahara umum.
Dengan demikian, Istana Ma’moon bukanlah Istana yang berdiri dari kerajaan Deli I melainkan dari kekaisaran Sulthan  Ma’moon Al Rasyid. “Kepada pemerintah daerah, pemerintah kota, dan pemerintah pusat untuk sama-sama melestarikan wisata budaya kita ini agar terus bertahan dan berkembang. Dengan salah satu objek wisata yang berada di tengah-tengah kota Medan,”ungkap Angku Mohar. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar