Oleh: Riki Francisko
Sebagai suatu genre
sastra, drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan genre puisi ataupun
genre prosa. Kesan dan kesadaran terhadap drama lebih difokuskan kepada bentuk
karya sastra yang bereaksi konkret. Kekhususan drama disebabkan tujuan drama
ditulis pengarangnya tidak hanya berhenti sampai pada tahap pembeberan
peristiwa untuk dinikmati secara artistik imajinatif oleh para pembaca, namun
mesti diteruskan untuk kemungkinan dapat dipertontonkan dalam suatu penampilan
gerak dan perilaku konkret yang dapat disaksikan. Kekhususan drama inilah yang
kemudian menyebabkan pengertian drama sebagai suatu genre sastra lebih terfokus
sebagai suatu karya yang lebih berorientasi kepada seni pertunjukan,
dibandingkan sebagai genre sastra.
Drama
yang berjudul “Orang Kasar” merupakan sebuah karya klasik Anton Chekov. Saya menonton drama
tersebut di gedung utama Taman Budaya Sumatera Utara, Kamis (28/12/2013), yang dimainkan
Teater GENERASI dan disutradarai Suyadi San. Drama ini memiliki daya tarik
dalam hal pesan atau efek yang dapat diperoleh seorang penonton (pembaca). Hal
ini dikarenakan di dalam drama terdapat gambaran kehidupan yang sarat makna
sekali jika dikaitkan dengan kehidupan masa kini. Hal tersebut bisa dilihat dari permainan bahasanya.
Sehingga, menurut saya drama ini cocok disaksikan semua kalangan dan sangat bermanfaat.
Secara
ringkas drama yang berjudul “Orang Kasar” karya Anton Chekov dan disadur Suyadi
San, menceritakan tentang seorang janda
yang ditinggalkan (meninggal) oleh suami tercinta dengan gelimangan utang.
Hidup sang janda terusik ketika sang penagih utang suaminya datang. Si janda
enggan membayar karena merasa ia tidak meminjam dan memakai uang tersebut.
Akhirnya, perseteruan antara si janda dan lelaki penagih utang itu pun terjadi
sangat histeris, humoris, sekaligus romantis. Si janda berusaha keras untuk
menembaknya. Namun begitu, si janda tidak bisa menggunakan senjata tersebut.
Karena merasa aneh, si penagih utang malah mengajari si janda cara memakai
senjata yang benar. Alhasil mereka saling beradu pandang dan muncul perasaan
yang disebut jatuh cinta. Akibatnya, si penagih utang jatuh cinta kepada si
janda.
Dari perseteruan yang dipertunjukkan
(dipentaskan) antara si janda (Nyonya Mustafa, diperankan Farida Hanum) dan
penagih utang (Juragan Mahmud Batubara, diperankan Sutriono), yang sangat
histeris, humoris sekaligus romantik, maka dapat dikatakan bahwa drama ini
merupakan drama komedi. Pementasan drama ini menunjukkan tentang percintaan
yang tidak terduga timbul dari sebuah pertengkaran. Selain itu, juga
mengisahkan tentang kepasrahan hidup yang tidak mau mengenal kenyataan. Jadi,
hanya diam tanpa melakukan apa-apa. Di sisi lain, penulis naskah drama tersebut
juga bisa melihat kalau orang yang sudah lama menikah dan bahkan berkali-kali
menikah saja belum tentu merasakan yang namanya cinta.
Apabila dilihat dari sisi
pementasannya, yaitu pemerannya sangat cocok dalam penampilannya. Si janda
(Nyonya Mustafa) berpenampilan sedih, pasrah, dan berpakaian warna serba hitam
yang sangat cocok menunjukkan perasaan yang sangat duka atas sepeninggalan
suaminya. Begitu pula dengan si penagih utang (Juragan Mahmud) yang
berpenampilan mirip rentenir dengan berpakaian kemeja, jas, dasi, dan topi yang
lumayan mewah tampaknya. Dan tidak lupa penampilan dari Bi Darmi (Nurmala Sari
Panjaitan) yang sangat cocok menjadi pembantu dari Nyonya Mustafa. Terkadang
pula suara dari pemeran Nyonya Mustafa (si janda) kurang jelas disampaikan
kepada penonton. Akibatnya, penoton akan sulit memahami perkataan dan isi
cerita dari pementasan drama.
Akan tetapi yang masih membingungkan
dalam pementasan drama “Orang Kasar” terletak pada alur. Alur yang dimaksud
adalah perjalanan percintaan antara si janda (Nyonya Mustafa) dan penagih utang
(Juragan Mahmud). Dengan mengajarkan si janda menembak, maka si penagih utang
langsung jatuh cinta kepada si janda, begitu pula dengan si janda yang seketika
mencintai si penagih utang. Apabila dikaji dalam dunia nyata, tidaklah mungkin
cinta timbul begitu cepatnya dengan melakukan hal-hal yang sangat
sederhana.
Dengan menonton (menyaksikan)
pementasan drama “Orang Kasar” karya Anton Chekov, maka terdapat nilai-nilai
moral atau amanat yang telah disampaikan. Nilai moral ataupun pesan yang
disampaikan, yaitu tentang sejatinya manusia yang hidupnya layak dan terlihat
bahagia belum tentu ia memiliki cinta di dalam kehidupannya dan manusia juga
perlu meyakini adanya kehidupan selanjutnya dalam kenyataan, meskipun sudah
dirundung masalah berat. Selain itu, janganlah berlebihan dalam membenci atau
melakukan sesuatu dalam kehidupan, bisa-bisa berbalik arah dengan perasaan yang
keadaan semula dan dirasakan. ***
Penulis adalah mahasiswa Sastra
Indonesia FBS Universitas Negeri Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar