Laporan : Vivi Handayani
T
|
angkahan
merupakan kawasan hutan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara. lokasinya diapit oleh Desa Namo Sialang dan Desa Sei
Serdang. Tangkahan merupakan kombinasi dari hutan hujan tropis dan memiliki
topografi yang berbukit. Oleh sebab itu, air yang mengalir di objak wisata baru
ini sangat jernih berwarna hijau dan
beraroma mistis.
Hutan yang begitu lebat dan mampu menghasilkan
banyak keuntungan membuat warga sekitar pernah menjadi gelap mata dan membabat
habis hutan tersebut, tanpa memikirkan dampak buruk bagi alam dan lingkungan
sekitar.
Namun, seiring berjalannya waktu
masyarakat sadar akan pentingnya melestarikan hutan dan tetap meraih keuntungan
tanpa merusak alam, yaitu dengan menjadikan Tangkahan sebagai kawasan eco-tourism. Maka, tempat ini perlu dikelola
lebih baik dan terpetakan dari pada Bukit Lawang.
Jika sudah tertata, turis asing tidak
merasa bingung ketika berkunjung ke Tangkahan karena sudah ada panduan tempat
mana saja yang bisa dikunjungi.
Ketika berada di Tangkahan, kita tidak
hanya disajikan oleh air sungai yang jernih, namun kita juga dapat melihat
habitat orang utan. Selain itu, menaiki dan memandikan gajah, menyusuri hutan
yang dipenuhi pohon durian.
Tidak kalah menariknya, memasuki gua
kalong, sampai melihat bunga bangkai yang hanya mekar setahun sekali selama
satu minggu. Sayangnya, kami tidak dapat melihat momen langka tersebut karena
belum waktunya.
Ada pepatah yang mengatakan “tak ada
gading yang tak retak”. Tangkahan tidak hanya menyajikan keindahan saja, tetapi
juga berbagai jenis masalah. Dimulai dari tidak tersedianya angkutan umum
menuju ke tempat wisata, jalan yang rusak dan berlubang, sehingga membuat
perjalanan menjadi sangat melelahkan.
Sepanjang jalan hanya terlihat
perkebunan kelapa sawit. Ketika pengunjung melepas lelah sejenak di jalan
sangat kesulitan, karena tidak ada toko, warung, pom bensin. Bahkan, tukang
tampal bal tidak terlihat. Lalu, tidak tersedianya tempat parkir yang teratur, sampah
yang berserakan di mana-mana, anak tangga yang dibuat untuk menuju sungai
sangat kecil dan licin sehingga banyak pengunjung yang terpeleset dan jatuh.
Sungai di tempat ini memiliki dua aliran.
Aliran pertama sangat jernih, tenang, dan tidak terlalu dalam, sedangkan aliran
sungai yang kedua beraliran deras,berwarna keruh,dan sangat dalam sehingga
pengunjung lebih menyukai aliran sungai yang pertama.
Dengan
begitu, pengunjung harus menyebrrangi aliran sungai yang kedua. Akses untuk
menyeberang sungai adalah jembatan gantung. Jembatan ini diperileh setelah
memutari sungai, sangat jauh, sehingga membuat pengunjung lebih suka menyeberang
dengan satu rakit. Sekali menyeberang hanya mampu menampung kurang lebih 15
orang. Ini membuat pengunjung harus antre selama berjam-jam untuk menyeberang
yang jaraknya hanya beberapa meter.
Tidak tersedianya pondok yang layak
untuk pengunjung melepas lelah juga menjadi perhatian pihak pengelola. Pengunjung
hanya disediakan alas tikar dan tenda yang sangat sederhana serta terbatas.
Namun itu semua seolah-olah terbayar
dengan menikmati surga tersembunyi di Sumatera Utara dalam menyambut tahun baru
2014 lalu. Apalagi jika dinikmati oleh
keluarga dan sahabat tercinta, membuat segala sesuatu yang menyebalkan menjadi
menyenangkan.
Melihat pohon yang menari, hembusan
angin sejuk, nyanyian air tenang yang mengalir, serta tersedianya rafting bagi pecinta olah raga yang
memacu adrenalin. Namun rafting di Tangkahan
itu berbeda. Biasanya rafting
menggunakan perahu karet. Rafting di sini
menyusuri aliran sungai dengan menaiki ban yang diikat satu dengan yang
lain,sehingga pengunjung hanya duduk dan menyusuri tanpa harus mendayung.
Konon, jangan ngaku pernah ke Tangkahan kalau “gak nyobain rafting dan menyusuri
goa kalong.” ***
PENJELAJAH : Inilah gadis-gadis cantik yangjadi penjelajah sungai
Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Langkat, 1 Januari
lalu. (istimewa)
|
Penulis adalah mahasiswa bahasa dan
sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar