K
|
ITA
baru saja memasuki tahun 2014. Ada banyak cara untuk merayakannya. Saat
memasuki malam tahun baru, orang berbondong-bondong turun ke jalan raya. Ada
yang membakar kembang api, ada yang pasang lilin di depan rumah, ada juga yang
bakar ikan atau ayam di pekarangan rumah maupun tempat strategis lainnya.
Sementara di rumah-rumah yang merayakan tahun baru,
terhidang penganan kecil untuk tetamu. Termasuk, di rumah teman jejaring sosial
facebook saya, Erika Ambarita. Aneka
kue tersaji di atas meja rumahnya. Ada dodol, lemang, kue bawang, dan kue
kembang loyang. Kembang loyang?
Khusus kue terakhir ini, saya tertanya-tanya di dalam hati.
Ya, kue kembang goyang, populer dikenal juga dengan
nama kue kembang loyang atau kue loyang di Sumatera, merupakan salah satu kue tradisional
nusantara yang populer disajikan sebagai kue lebaran untuk para kerabat dan
tamu yang bersilaturahmi karena rasanya yang renyah dan gurih.
Saat saya kecil, Lebaran 1 Syawal tidak sah tanpa kue
kembang goyang ini. Bahkan, ketika di suatu pesta tersaji kue kembang goyang
ini di atas meja, saya merasa hari itu seperti hari Lebaran. Padahal, suma
pesta pernikahan di kawasan Tanjungpura, Langkat. Kini, teman saya yang merayakan tahun baru
juga menyediakan penganan renyah tersebut.
Saya pun teringat ketika hampir sebulan berada di
Bali, 20 tahun lampau, tepatnya November 1993, kue kembang goyang ini sering
kali saya lihat. Bagi masyarakat Bali, khususnya pemeluk agama Hindu, biasanya
memakai kue kembang goyang ini sebagai salah satu isi sesajian di hari raya
keagamaan.
Sesuai namanya, kue kembang goyang bentuknya
menyerupai bunga atau kembang yang sedang mekar. Kembang goyang sendiri
merupakan nama sejenis perhiasaan yang dipasangkan di rambut atau sanggul (konde)
dan dapat bergerak-gerak/bergoyang karena memiliki pegas.
Konon, kue kembang goyang ini merupakan cemilan
tradisional khas Betawi. Lalu, menyebar ke seluruh nusantara, termasuk tanah
Deli.
Yah, untuk mendekatkan diri pada suasana Lebaran,
apalagi sekarang sedang bertahunbaruan, enaknya kita mengetahui resep pembuatan
kembang goyang ini. Nek Ifah (76) yang kerap kali membuat kue kembang goyang
ini menularkan bagaimana membuat kue kering ini.
Menurut nenek yang tinggal di kawasan Harjosari I
Medan Amplas ini, bahan-bahan kue kembang goyang yaitu 65 gram gula pasir halus,
200 gram tepung beras, 1/2 sendok teh garam, 2 sendok makan wijen, 2 butir telur,
250 mililiter santan (dari parutan 1/2 butir kelapa), dan minyak goreng
secukupnya.
Cara membuatnya :
1.
Campurkan dalam
satu wadah gula pasir halus, tepung beras, garam dan wijen, aduk sampai rata.
2.
Tuang telur
beserta dengan santan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai seluruh
adonan menjadi tercampur rata.
3.
Panaskan minyak
goreng, masukkan cetakan kue kembang goyang ke dalam minyak untuk memanaskan
cetakan kue kembang goyang.
4.
Celupkan cetakan
kue ke dalam adonan, kemudian masukkan ke dalam minyak yang sudah panas sambil
digoyang–goyang hingga adonan kue terlepas dari cetakan.
5.
Goreng kue hingga
matang dan kering serta berwarna kuning kecoklatan, angkat dan tiriskan. Ulangi
langkah no.4 hingga adonan benar-benar habis.
6.
Simpan dalam
toples kedap udara agar kue kembang goyang atau kue saroja bisa bertahan lama.
Hmm, begitulah. Sangat garing, renyah, enak, dan lezatnya
kue kembang goyang ini. Mari, kita coba saja dan nikmati. *** (Suyadi
San)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar