Jumat, 01 Februari 2013

GELANGGANG SAJAK : Nanda RD (Sabtu, 14 Januari 2012)


ENTAH

Hujan-hujan semakin menghunjam
Siapakah yang mampu membisikkan
Pada kegalauanku
Yang terasa menampar-nampar di hatiku

Dingin
Beku
Kian menyatu
Membisikkan kepadaku
Supaya aku mendapatkan jalanku

Jalanku resah
Redup tak tentu arah
Entahlah
Hanya Tuhan yang tahu segala....




FATAMORGANA

Adakah yang berkerikil
tapi tak menyakitkan?
Di mana?
Tunjukkan padaku
Agar berjalan aku
Menuju harapan yang sudah menunggu di ujung situ
Yang sedari tadi menabur pilu
Berjalan dengan penuh liku-liku
Palsu
Jatuh
Ataukah itu hanya imajiku?
Meski sudah berlari hingga terjatuh
Berdarah
Luka
Tak dapat kugapai dia di sana
Dan ternyata
Itu ilusi belaka
Sia-sia



KAPANKAH

Entah sudah berapa detik kulalui
Berapa menit kunanti
Berapa jam kulamuni
Berapa hari kujalani
Dan berapa minggu kupahami

Tak terasa sudah lama
Dan aku tetap setia
Dalam rasa aku percaya

Dia yang yakinkan aku
Dia yang menuntun aku
Dia yang memertahankan hati aku
Untuk tetap berdiri tegak di sini

Aku pun bertanya,
Kapankah?

Kapan semua akan terbalas?
Kapan kita telaah semua yg sudah kita imajinasikan selama ini?
Kapan kau tak galau lagi?

Jawabanmu singkat
"Kita serahkan pada Illahi"

Dan akupun. . .




kelak kan ada waktunya
kala Izrail datang menyapa
mencabut jiwa makhluk-Nya
dari ujung kaki sampai ke ujung kepala

oh
di manakah raga berada
sendiri di kegelapan
meratap pilu ketakutan

dosa-dosa
tak terhitung bagai debu
menyesal tiada guna
karena Nisab sudah di depan mata




Penulis, Mahasiswi Semester 3 Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar