Jumat, 01 Februari 2013

CORONG : Suyadi San (Sabtu, 10 Desember 2011)


TAMAN BUDAYA


S
aya mungkin orang pertama yang memboyong Ir. Gatot Pudjo Nugroho datang secara khusus ke komplek Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 33 Medan. Disusul bulan Juli 2009 saat peresmian sastramedan.com di pentas terbuka dan pidato budaya akhir tahun 2010 di pelataran parkir TBSU.
Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Gubernur Sumatera Utara kala itu, Selasa malam 9 April 2009, Ia berkenan menyaksikan pertunjukan monoplay “Indonesia Undercover #reload for 2” yang dipentaskan Teater GENERASI di gedung utama TBSU.
            Sekitar pukul 18.00 WIB ajudan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara menyambangi persiapan kami. Konon, bosnya mau datang untuk mendampingi Wagub. Tidak lama kemudian, giliran ajudan Mas Gatot menelepon saya tentang kehadiran beliau usai salat Magrib di masjid Ulul Albab IAIN.
            Persis seusai waktu Magrib, Kadis Pendidikan Bahrumsyah merapat ke gedung utama TBSU. Disusul, rentetan petugas protokoler Kantor Gubernur berdatangan. Termasuk, Kadis Budaya dan Pariwisata Sumatera Utara Nurlisa Ginting. Kepala TBSU, Cut Umi, malah muncul setelah Mas Gatot.
            Setengah jam sebelum pertunjukan, Mas Gatot minta ditemani berkeliling komplek TBSU. Wah, waktu 30 menit itu mengubah saya menjadi guide pemimpin Sumatera Utara tersebut. Saya pun membawanya berawal dari musolah, lalu ruang tari, pentas terbuka, galeri seni rupa, ruang pameran, ruang musik, ruang vocal, ruang teater, kantin, dan gedung utama.  Di ruang teater, Mas Gatot berhenti agak lama karena di tempat itulah tempat kami berproses.  
            Mengapa dia memboyong Kadis Pendidikan dan Kadis Budpar ketika itu? Katanya, dua instansi itulah yang bertanggung jawab terhadap keberadaan Taman Budaya ini. Dinas Pendidikan diharapkan bisa mengurusi masyarakat budayanya, Dinas Budpar agar mengembangkan program-program kebudayaannya.
            Saat bicara pada Dialog Budaya Refleksi Akhir Tahun 2010, ia  menginginkan adanya revitalisasi taman budaya pada 2011. Hal ini terkait instruksi presiden agar seni budaya mendapat perhatian.
            “Jika Jakarta memiliki Taman Ismail Marzuki, kita punya TBSU. Hanya saja, gedungnya perlu revitalisasi,” ujarnya kala itu.
            Tampaknya, revitalisasi itu kini tengah berjalan. Sebab, mulai Juli 2011, beberapa gedungnya direnovasi. Dimulai dari musholah beserta kamar mandi dan tempat wudlunya, ruang tari, pentas terbuka, ruang pameran, dan ruang teater. Persis, ini seperti napak tilas ketika Ia saya bawa berkeliling komplek TBSU, April 2009.
            Konon, tahun 2012 giliran gedung utama akan direnovasi total. Saat ini baru sekitar taman kawasan itu yang direnovasi. Apalagi, tahun depan TBSU akan jadi tuan rumah Pameran dan Pergelaran Seni se Sumatera (PPSS).
Ketua Forum Kepala Taman Budaya se-Indonesia, Helmi Azhari pada pertemuan Kepala Taman Budaya se-Sumatera di Padang, Kamis (24/11), menyampaikan hasil rumusan pertemuan bahwa penyelenggaraan PPSS XV tahun 2012 di TBSU, Medan, dan penyelenggara PPSS XVI tahun 2013 di Taman Budaya Aceh, Banda Aceh.. Begitulah. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar