Jumat, 01 Februari 2013

CORONG : Suyadi San (Sabtu, 17 Desember 2011)



 DANAU ’KUTUKAN”


T
idak berapa lama lagi ada Pesta Danau Toba (PDT) di Parapat, Sumatera Utara. Inikah ikon Sumatera Utara?
Konon, PDT 2011 akan dimeriahkan artis ibukota dan artis lokal, dan berbagai kegiatan pendukung antara lain, seminar budaya, opera batak, tari massal, tari tunggal panaluan, tortor sawan, parade kapal hias, festival gondang, tari daerah.
Lalu, eksebisi olahraga solu bolon, jetski, rally wisata, paralayang, jelajah nusantara (komunitas sepeda), lomba solu dakdanak pardua-dua (SD, SMP), solu marsada sada-mardua dua marjalekat, margala, marhonong, panjat tebing, marching band, catur.
Selain itu, ada juga lomba fotografi Danau Toba, layang-layang, kuliner khas Batak, dan perlombaan esai jurnalistik.
Orang mungkin lupa, Danau Toba l;ahir karena ‘kutukan’. Ya, ‘kutukan’ seorang putri kerajaan yang menjelma jadi ikan. Tak nyana, danau ‘kutukan’ itu merupakan magnet keindahan alam Indonesia belahan Barat.
Diceritakan, hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Suatu hari, petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Sesampai di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini.”
Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup,” teriak ikan itu. Tanpa banyak tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi.
Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
Singkat cerita, mereka menikah, hingga dikaruniai seorang anak laki-laki. Anak yang selalu merasa lapar. Hingga melahap habais makanan yang seharusnya untuk ayahnya.
Sang Ayah menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, Ia melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya dan menanyakan makanannya.
“Sudah habis kumakan,” jawab si anak.
Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!" umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Di danau itulah pada 27-30 Desember nanti akan diadakan pesta. Jangan sampai kena kutukan ya! ***







Tidak ada komentar:

Posting Komentar