SEBAB AKU PEREMPUAN
Gerai rambutku
Binar
mataku
Mancung
hidungku
Tipis
bibirku
Maka,
Membara
kelelakianmu
Tunduk
kepalaku
Terbungkus
tubuhku
Terbata
mulutku
Perlahan
langkahku
Maka,
Surut
perasaanmu
Selalu
Hawa yang dipersalahkan
Ketika
Adam mencicipi buah keabadian
Sebagai
penyebab sebuah ketelanjangan
Bibit
huruhara persengketaan
Yang
memabukkan
Selalu
Cleopatra menjadi cibiran
Ketika
lelaki harus menghunus senjata
Membunuh
saudara sendiri
Demi
sebuah pengakuan
Dan
cinta
Selalu
aku merelakan pengorbanan
Untuk
sebuah ketidakpastian
Dari
janjijanji bersayap cumbu
Bagi
kumbang
Penghisap
madu
Sebab
aku perempuan
Maka,
perasaanku
Kau
permainkan
BUKAN KARENA, TETAPI
Bukan
karena hiba
Dan tetes air mata
melukis pilu segala warna duka
Menggores di kanvas segala luka
penuh amarah yang memerah
atau pedih segala perih
memudarkan rona
memudarkan rasa
Bukan karena apatis
hingga hasrat harus teriris
Dan tetes air mata
melukis pilu segala warna duka
Menggores di kanvas segala luka
penuh amarah yang memerah
atau pedih segala perih
memudarkan rona
memudarkan rasa
Bukan karena apatis
hingga hasrat harus teriris
Meninggalkan
catatan
Sebuah
kenangan
Di
buku harian
Pada
halaman-halaman tertinggal
Tetapi,
karena aku perempuan
Yang
merawat segala cinta
Dan
kasih sayang
Di
hatimu
MEMBACA POTRET KARTINI
Membacamu
adalah menerjemahkan makna
Alis
yang bertengger di atas bening binar matamu
Yang
mengisyaratkan cita-cita
Dan
cinta
Membacamu
adalah mencatat patahan
Pada
sketsa hidungmu yang membaui
Aroma
segar nurani
Murni
Membacamu
adalah menafsirkan hakikat
Keperempuanan
yang disalahartikan
Tentang
kesamaan
Dan
kesetaraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar