Minggu, 28 April 2013

GELANGGANG SAJAK : Dina Syahfitri Lubis, Syahfrizal Sahrun


Dina Syahfitri Lubis :
Mengeja Semburat Pelangi/3

Seberkas pelangi telah kusimpan di kantung hari
Pelangi itu adalah engkau
Yang mengurat warna
Di setiap denyutan nadi
                                                                        Dunia KOMA,21 September 2012


Rebah Hijauku

Di antara ranting senja
Aku membisu
Berharap segar masih menyetubuhiku

Tapi, mengapa kau malah enyah?
Meninggalkanku dengan noktahmu
Menggantung harap di dinding nirwana

Akankah aku seperti pungguk merindu rembulan
Hingga ajal meminangku dengan egomu
                                                                        Dunia KOMA,21 September 2012




Berlayar Di antara Pasang

Sayang, maukah kau menjadi buih di tengah lautan?
Buih yang hanya pasrah
Ketika gelomabang pasang dan membawamu pergi
Yang tak akan menyisakan tangis di antara gerimis

Selamat tinggal!
Sudah waktunya layarku terkembang
                                                                        Dunia KOMA, 21 September 2012



Dina Syahfitri Lubis lahir di Medan 6 Mei 1991, alamat Jalan Pertahanan Patumbak Dusun VI, Deliserdang. Saat ini kuliah di Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah Medan jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia serta bergiat dalam Komunitas Pecinta Membaca dan Berkarya ( KOMA)




Syafrizal Sahrun :
DETIK YANG ERAT BERJABAT
Kepada Nura

sepuluh bulan lalu
aku datang mengetuk
segenggam kubawa
pada hati yang meronta

sebelum tengah malam
aku hampiri kau
segenggam itu kutawarkan
aku pun merunduk pulang

jangan tanya mengapa
karena kau tahu sebab mengapa

lewat tengah malam
aku dengar kabar kau terima tawaranku berlayar
adakah tanda tanya dibalik bahagia
jika itu kutemu tanpa sia

30 hari lalu resmi kau peluk aku
dan aku genggam erat jemarimu
kitapun ranum pada tangkai yang menjulang


DI DEPAN CERMIN

Di depan cermin
Sesali itu bersendawa

Di depan cermin
Kau mengupat dan menggugat

Di depan cermin
Kau remuk foto impian
Lalu kau inginkan waktu hanya sekian

Kau ingin melangkah menuju pintu
Tapi kakimu tak mampu

Kau mencoba menuju jendela
Tapi jendela telah menjelma tirai batu

Oh, rindu yang kelu tak jua lalu
Oh, rindu yang lalu kini jadi belenggu

Dalam senyapmu
Angin asing masuk dari lubang pintu
Pelanpelan lalu menyergap
Memekapmu dan akhirnya memaksa
Untuk katakan tidak
Tidak untuk yang tidak

Dan di depan cermin
Kau angkat muka
Kau busungkan dada
Lalu cermin itu memantulkan rupa
Yang kau rindu saban masa

Percut, 27 April 2012


MERIANG

dingin kaku tubuh siapa
matanya malam tak kerdip syarat petanda
bersimpuh tangan baring turun dari dada
seolah anak tak pandai baca
dadanya liang pohon kamboja
pelindung terik, penangkis hujan
sedangkan bunga teman bersenda
ada tangis
ada senda
lantas inikah kepergian
atau sekedar awal kedatangan

Percut, 2012
KAKTUS UISU



Syafrizal Sahrun. Lahir di Desa Percut/04 November1986. Beralamat di Jl. H.M. Harun No.163 Dusun II Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan  Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara – 20371. Aktif menulis puisi dan esai sastra di beberapa Koran lokal : Analisa, Mimbar Umum, Medan Bisnis dan Wapada. Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UISU, sekarang tengah menjalani Program S2 di Pascasarjana UMN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar