O
|
NO Niha, begitulah saya mendengar kata itu untuk menyebutkan orang
Nias. Ketika berada di Gunungsitoli, Nias, Kamis (22/08/2013) saya mereka-reka,
dari manakah asal mujasal orang Nias ini. Sebab, bahasanya begitu berbeda di
telinga. Mirip bahasa orang-orang negeri kepulauan.
Setelah bongkar-bongkar referensi, ternyata
ada penelitian terbaru yang mengungkap bahwa penduduk asli orang Nias berasal
dari Taiwan. Ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seorang ahli
genetika, Manis van Houven.
Houven mengambil sampel DNA dari sekira 900
warga Nias. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada kedekatan ke titik akurat bahwa
orang Nias sangat dominan mirip dengan genetika orang Taiwan.
Sebelum penelitian ini dilakukan, muncul
spekulasi bahwa asal muasal orang Nias berasal dari Eropa atau kepulauan
terdekat dengan pesisir pantai barat Sumatera, seperti Kepulauan Nicobar atau
Madagaskar.
Konon, hasil penelitian Houven ini setidaknya
menjawab berbagai spekulasi tentang asal usul orang Nias.
Penelitian Houven pernah disosialisasikan
melalui seminar internasional di Gunungsitoli yang dihadiri kalangan pejabat,
seperti wali kota dan bupati. Ada pula para akademisi terkemuka berasal dari
Kepulauan Nias. Penelitian ini dimotori Yayasan Pusaka Nias.
Ciri khas orang Nias, terutama dari kawasan
Nias Utara, Nias Tengah, dan Kota Gunungsitoli, secara dominan dapat
diidentifikasi dengan mudah, yakni berambut hitam, berbentuk oval, berkulit
putih, dan berpostur tubuh sedang.
Hal ini berbeda sedikit dengan ciri khas
orang Nias yang berasal dari Nias Selatan, terutama asal Teluk Dalam yang
memiliki wajah lojong dengan rahang keras dan berpostur tubuh tinggi. Meski
demikian, mereka juga berkulit putih seperti orang China namun matanya tidak
sipit.
Yohanes Hammerle, pendiri Yayasan Pusaka
Nias, mengatakan, orang-orang Nias awalnya berasal dari Gomo, yakni salah satu
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan, tepatnya di Sifalago-Gomo.
Hal in sejalan dengan hasil penelitian
Houven, seorang peneliti spesialis DNA, yang menyebut bahwa salah satu suku
bangsa besar, yakni Austronesian telah melakukan ekspansi sejak 5.000 tahun
lalu. Sebagian besar suku bangsa tersebut merupakan orang Taiwan atau dahulu
bernama Yunan.
Hasil penelitian DNA diketahui bahwa secara
dominan orang Nias memiliki jenis golongan darah ‘O’ dan diketahui memiliki
karakter yang berbeda antara orang Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, dan
kabupaten atau daerah lainnya di Kepulauan Nias. Selanjutnya, dia
mengategorikannya sebagai O-M110 dan O-M119.
Hal ini, memiliki korelasi terhadap jenis
bahasa yang dipakai. Bahasa yang digunakan di Teluk Dalam sangat berbeda dengan
bahasa yang dipakai warga di daerah Nias lainnya.
Dijelaskan pula, pengelompokan jenis karakter
genetika tersebut, yakni Y-chromosome haplogroups, ditemukan bahwa genetika
dengan tanda berwarna kuning di dalam lingkaran merupakan jenis karakter yang
dominan di Pulau Nias. Ini berbeda dengan daerah di Teluk Dalam yang ditandai
dengan warna merah.
Jenis karakter warna kuning tersebut juga
menyebar di berbagai daerah di Asia Tenggara, terutama Taiwan dan Filipina.
Namun, diketahui bahwa Taiwan lebih dominan setelah dilihat dari berbagai
pendekatan lainnya.
Daerah Sifalago-Gomo di Nias Tengah, yang
diketahui tempat awal orang Nias mulai ada, dalam penelitian ini juga diketahui
bahwa sangat didominasi tanda genetika berwarna kuning. Dari sini diketahui
bahwa orang Nias umumnya memiliki kemiripan dengan genetika orang Taiwan.
Hingga 25
Agustus 2013 saya berada di kepulauan ini bersama tim dari Balai Bahasa
Sumatera Utara. Ah, mau dari Taiwan maupun Filipina, yang penting kita harus
tetap menjaga dan melestarikan budaya Nias. Yang terpenting, jangan sampai
budaya-budaya asing memengaruhi budaya kita bahkan menghilangkan budaya sendiri.
Apalagi, pulau Nias ini sangat indah, banyak
keunikan, berbagai tempat wisata dan budaya seperti Lompat Batu, Tari, Maena,
Tari Moyo, Tari Baluse, dll.. Nah, untuk itu Ono Niha AINE DATAHOGO MBANUADA
TANO NIHA,,,,, awai and zitola mafa'ema... YA'AHOWU'.. ***
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar