Rabu, 30 Oktober 2013

GELANGGANG SAJAK : Kiki Sulistyo, Henny Anggreani (Sabtu, 21 September 2013)



Kiki Sulistyo :
Gadis Depan Jendela

pada siang yang lengkung
si gadis mencangkung
serangga terbang
meninggalkan tanda di jendela

bertahan
bertahun-tahun

serangga datang lagi
membuat tanda di jendela
si gadis mencangkung
tubuhnya keras melengkung

Mataram, 30 Maret 2010


Depan Cermin

sesuatu dalam bolamatamu bagai api
aku menunggu: matahari kembali debu

tapi matahari tetap saja, tembaga kala senja
hingga kota remang dan pohonan hilang

sesuatu dalam bolamatamu begitu ngilu
seakan hendak melepaskan diri, dariku

2011


Mata Lilin

memang dari denyut ia
hingga mampu meliuk seringan itu
meski tak menyalakan jantungmu
tapi tetap kau genapi ia
hanya untuk memusuhi gelap yang tiba
lebih cepat dari biasa

kau membenci gelap
yang mengertapkan sayap
dalam senyap

maka kau nyalakan mata itu
sebab matamu tak cukup untuk membakar
ketakutan di sekitar
kau nyalakan mata itu
hanya untuk menanti saat-saat kau matikan lagi
dengan hembus nafasmu

2011


Kiki Sulistyo, lahir di Ampenan, Lombok Barat 16 Januari 1978. Sebagian puisinya terbit di surat kabar lokal dan nasional, serta tersimpan dalam sejumlah buku bersama. Kini sedang menyiapkan buku puisi, Orang Belangar. Mukim di Mataram, Nusa Tenggara Barat.     

\
Heny Anggreini :
MAAF

Menyapu semua impian
Harapan hanya sebuah kenangan
Meredam keinginan yang menggelora
Saat keputusan dihakimi

Sesal juga tak berarti, tapi
Mimpi ini belum reda
Masih tertanam keyakinan
Harapan ini belum pupus
Masih terbesit kepercayaan

Resah menyelimuti sekujur tubuh
Mematah kepercayaan
Menjadi kekecewaan

Salahku yang telah mengkhianatimu
Dosaku yang telah ingkari impianmu
Maaf
Tak mengganti yang telah tersakiti


                                    Medan, 25 Oktober 2012

Mimpi Penjaga Rindu

Sunyi yang mendekap kalbu
Menambah riuh di musim hening
Bayang kian hilang
Dalam harap tak berakhir

Meluap rasa ingin memiliki
Yang pernah termiliki

Penghujung waktu bergerak dalam kenang
Masa – masa indah kian terlupa, tapi
rindu pernah terlukis
Dalam ingatan sesaat menghujap
Walau lelap kan tetap terjaga


                                    Jemari Menari, 2012

            Heny Anggreini adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar