(Sabtu, 16 Maret 2013)
S
|
EMULA saya enggan memegang
apalagi mengayun-ayunkan bendera kecil Malaysia, Kamis malam, 7 Maret 2013, di
Istana Budaya, Kualalumpur, Malaysia. Selama Konser Budaya berlangsung, pikiran
saya tidak enak. ‘Masa yang ada bendera Malaysia. (Bendera) Merah Putih-nya
mana?’ tukas saya dalam hati.
Selama
lima hari, 5-9 Maret 2013, saya mengikuti program pertukaran Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) Indonesia dengan KIM Malaysia dan Brunei Darussalam di
Kualalumpur, atas undangan Kementerian Penerangan, Komunikasi, dan Kebudayaan
Malaysia. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia memilih saya
dan Nadjib, MM dari Jawa Tengah menjadi wakil Indonesia pada hajatan tersebut.
Selama
beberapa hari itu pula, kami bertukar informasi mengenai keberadaan KIM. Semasa
Departemen Penerangan, Indonesia memiliki Kelompok Pendengar, Pembicara, dan
Pirsawan (Kelompencapir) yang kini menjadi KIM. Sementara Malaysia memiliki
Komuniti 1Malaysia (K1M) dan Brunei punya Majlis Perundingan Mukim dan Kampung
(MPMK).
Di
antara sejumlah kegiatan KIM itu, kami diboyong menyaksikan Konser Budaya yang
diadakan Yayasan Ikatan Rakyat Melaysia Indonesia (YIRMI) di Istana Budaya
Kualalumpur. Kami begitu terpukau menyaksikan serangkaian kesenian lokal
Indonesia. Ada yang dimainkan mahasiswa Indonesia di Malaysia, ada juga yang
dimainkan anak-anak Malaysia sendiri.
Konser
itu dirangkaikan dengan peresmian Yayasan Ikatan Rakyat Malaysia-Indonesia
(YIRMI). Konser Nusantara yang digelar
tiga hari dan berakhir 12 Maret lalu itu merupakan ide Menteri Penerangan
Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Dr Rais Yatim bekerja sama
dengan Menteri Telekomunikasi dan Informasi Indonesia, Ir Tifatul Sembiring.
Konser
ini bertujuan menyatukan dan memperkuat hubungan kedua negara dalam semangat
serumpun dan sebudaya dalam bingkai Melayu. Ini kemudian menjadi tema acara
tersebut, yaitu “serumpun dan sebudaya”. Semuanya menjadi sangat mengena dengan
tampilan musik dan tari Nusantara.
Di
hadapan ratusan penonton yang hadir selama tiga hari konser bagaikan
tersihir oleh berbagai penampilan seni, lagu, tarian, dan khususnya tari saman.
Gemuruh tepuk tangan tanpa henti terdengar dari para penonton yang begitu
serius mengikuti setiap atraksi seni yang dipentaskan.
Uniknya,
penonton tidak hanya berasal dari Malaysia, tapi banyak juga yang datang dari
Indonesia. Mereka secara khusus menikmati acara yang dimulai pukul 8.30 hingga
11.00 malam hari itu. Banyak tarian yang memikat perhatian pengunjung. Selain
tarian saman ada juga tarian hadrah, jaipong, tari endeng-endeng, tari bugis,
dan jathilan Ponorogo dari Indonesia.
Sementara
delegasi Malaysia menampilkan tari samrah, tarian etnik Sarawak dan Sabah yang
diiringi lagu tradisional. Konser Nusantara ini dimulai dengan perpaduan
generasi baru dan lama dari kedua negara, yaitu Endang S Taurina dan Hafiz.
Mereka berduet menyanyikan lagu Seiring Sejalan.
Usai
tembang lawas dinyanyikan, diselingi dengan tarian dan penampilan seni musik
kedua negara. Di saat tarian dan seni musik berlangsung, sangat terasa hampir
tidak ada sedikit pun perbedaan kebudayaan di antara kedua negara berjiran ini,
Indonesia dan Malaysia.
Usai
tarian, penonton pun dihibur kembali oleh artis-artis yang sangat popular di negeri
serumpun ini, yakni Rossa dan Siti Nurhaliza. Rossa mencairkan suasana di
Panggung Sari Istana Budaya dengan lagu asal sunda, Mojang Priangan, diikuti
medley Ayat-ayat Cinta dan Pudar.
Begitu
pula Siti Nurhaliza yang menghibur penonton dengan lagu-lagu menarik, termasuk
berduet dengan Hafiz menyanyikan lagu Muara Hati. Kemudian dilanjutkan dengan
lagu-lagu bergenre tradisional, yaitu Balqis, Nirmala, Cindai, dan Joget 106
bersama Rossa.
Panggung
Sari Istana Budaya juga dimeriahkan oleh lagu-lagu indah artis terkenal
lainnya, seperti Elly Kasim (Ampun Madah), Yazer (Anak Kampung), dan Bob Yusuf
(Tandang Bermadah). Panggung tersebut diakhiri dengan persembahan lagu Rasa
Sayang oleh artis-artis terpilih.
Kemeriahan
mencapai puncaknya ketika dengan penuh semangat dan kekompakan para penonton
ikut menyanyikan lagu Rasa Sayang. Mendadak, rasa nasionalisme pun bangkit pada
dada setiap anak negeri, karena mereka menyanyikan Rasa Sayang itu sambil
memegang dan melambai-lambaikan bendera negara masing-masing.
Saya
baru tahu, ternyata bendera kecil Merah Putih berada pada barisan di belakang
kami. Kebetulan saja, kami kebagian yang bendera Malaysia. Aih,
Indonesia-Malaysia ibarat saudara kandung. Andai tak dipisah Inggris-Belanda! ***
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar