Asnidar, S.Pd.
Berkarya; Belajar dari Kesalahan
K
|
eberhasilan siswa tidak terlepas dari peranan guru.
Sebab, siswa tidak akan bisa seratus persen
mampu berprestasi jika tanpa ada
guru yang membimbing. Meskipun, tidak semua
siswa memiliki pemikiran yang sama untuk terus berjuang mencapai prestasi. Akan
tetapi, jika ada guru yang mampu untuk mengajak, mendidik, dan mengarahkan
siswa mencapai prestasinya, apakah bukan hal yang sangat mulia? Sebab tidaklah
semua guru bisa melakukan hal itu.
Seperti
yang dilakukan oleh Ibu Asnidar, S.Pd. (foto), guru Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 6 Medan, dapat
dikatakan sukses mendidik siswa-siswinya. Sebagai guru Bahasa dan Sastra
Indonesia, belakangan ini telah mampu menghantarkan siswa-siswi SMPN 6 Medan untuk
berkarya dalam bidang bahasa dan sastra.
“Baru-baru ini siswa kami telah
mampu menciptakan sebuah Antologi Puisi yang berjudul Aksara Kembali Bersemi, ini adalah kumpulan puisi yang ditulis
siswa-siswi sendiri,” ujarnya.
Ia
juga mengatakan bahwa puisi-puisi yang terangkum dalam antologi tersebut, juga
telah pernah dimuat di beberapa surat
kabar, seperti Harian Analisa dan Harian Mimbar
Umum serta pernah juga dimusikalisasikan. Ini merupakan bentuk bukti nyata,
bahwa guru bahasa dan sastra Indonesia mampu menyadarkan kepada siswanya untuk
mencintai bahasa dan sastra Indonesia itu sendiri melalui menulis puisi.
Perintis
Sanggar Bahtera SMP N 6 Medan
“Selain
berprofesi sebagai guru, saya turut membimbing anak-anak di dalam Sanggar
Bahtera (Bahasa dan Sastra) yang merupakan bagian dari salah satu
ekstrakulikuler sekolah ini,” kata ibu yang
merintis Sanggar Bahtera di SMP N 6 Medan sejak tahun 2010 tersebut. Sehingga,
siswa-siswi tidak hanya belajar bahasa dan sastra pada saat jam pelajaran saja.
Dalam
kegiatan sanggar tersebut, Ibu Asnidar mengaku bahwa terkadang ada sedikit
kesulitan dalam proses mengajarkan menulis. “Kesulitan itu karena siswa yang
masih terlihat malu-malu untuk menunjukkan tulisannya,
sehingga menjadi tanggung jawab saya untuk
membentuk mental yang kuat terhadap diri mereka agar tidak malu-malu,”
ungkapnya.
Ibu
yang pernah mewakili Provinsi Sumatera Utara dalam kegiatan Lokakarya
MMAS (Membaca Menulis dan Apresiasi Sastra) di Bogor ini, menanamkan kepada
siswanya metode belajar dari kesalahan. Metode semacam ini, dapat diberikan
kepada siswa agar dalam menulis tidak boleh takut dengan kesalahan supaya
timbul adanya rasa percaya diri.
Sanggar
Bahtera telah dirintis sejak 2010. Meskipun
baru beberapa tahun belakangan dan yang tergabung dalam keanggotaannya adalah
masih siswa-siswa SMP, tetapi
sudah sangat membanggakan bagi nama baik SMPN 6 Medan.
“Tidak
hanya Antologi Puisi yang dimunculkan, melainkan beberapa dari anggota Sanggar
Bahtera telah beberapa kali mengikuti lomba dan mendapat juara. Seperti pada 17
Agustus tahun 2012 lalu, Juara I Lomba Baca Puisi di Museum Negeri Sumatera
Utara dan tahun ini mendapatkan Juara Harapan I,” sebut
alumnis IKIP negeri Medan ini.
Selain itu,
lanjutnya, pernah
mendapatkan peringkat I dan II Lomba Baca Puisi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan
yang berlangsung di Taman Budaya Sumatera Utara.
“Juga memborong
gelar juara, Juara I, II, dan III pada lomba baca puisi di Universitas Negeri
Medan serta Juara I dan III lomba serupa di Kampungniaga, Batangkuis,
Deliserdang,”
papar wanita ini ramah.
Ia melanjutkan, anggota Sanggar Bahtera saat ini sekitar
empat puluh orang siswa, yang terdiri atas Kelas
VII, VIII, dan IX. Pertemuan
rutin kesanggaran diadakan dalam seminggu dua kali,
seperti di hari Rabu dan Sabtu, tetap di luar jam pelajaran sekolah.
Sanggar Bahtera
juga memiliki prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa masuk sebagai anggota.
Mereka harus mengisi formulir yang disetujui oleh orang tua dan mengikuti
latihan selama dua bulan, lalu diuji menyangkut keterampilan berbahasa. Seperti
keterampilan menjadi pewara (MC),
menulis cerpen, dan membaca puisi, juga berbalas pantun.
Jadi,
ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi siswa-siswi untuk
mengembangkan bakatnya.
“Saat ini ada keinginan dari
anggota sanggar bahtera, yaitu ingin mendatangkan penulis nasional yang hebat
agar bisa berbagi ilmu lebih dalam lagi mengenai keterampilan menulis,”
ungkapnya pada saat ditemui di lingkungan SMP N 6 Medan. *** (Fela Felia Batubara)
Saidah Khairiyah Hasibuan
Menjadi Pemimpin Hingga Juara Kelas
K
|
ebanyakan pelajar saat ini lebih banyak menghabiskan
waktu sepulang sekolah untuk
bermain-main atau sekadar
berkumpul dengan teman-teman sepergaulannya. Bahkan,
banyak yang lebih betah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di Warung
Internet atau yang sering disebut dengan Warnet. Padahal sekolah telah
menyiapkan berbagai ekstrakulikuler untuk siswa yang sangat berguna dan
bermanfaat.
Berbeda
dengan salah seorang siswi SMP Negeri 6 ini. Saidah Khairiyah Hasibuan (foto) nama
lengkapnya. Ia lebih senang menghabiskan waktu luangnya di lingkungan sekolah.
“Saya lebih suka mengikuti latihan-latihan di sekolah daripada bermain-main di
luar seperti latihan di sanggar,” katanya.
“Karena saya adalah Ketua dari Sanggar Bahtera SMP N
6 Medan, jadi merasa memiliki tanggung jawab di dalam sanggar,”
tambahnya.
Saidah
yang sudah duduk di bangku kelas IX ini memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat
kuat. “Ya, saya ini orangnya sangat suka menjadi pemimpin dan tidak suka
dipimpin,” ungkapnya dengan tegas. Dikarenakan
jiwa kepemimpinannya inilah, sehingga ia
dipercaya sebagai Ketua Sanggar Bahtera
SMP N 6 Medan.
“Kalau
di dalam sanggar, saya sangat senang dapat melatih adik-adik kelas dalam
berbahasa dan sastra, seperti berpuisi dan berbalas pantun,”
kata nya.
Ia menambahkan,
dalam melatih adik-adik kelas di depan guru atau di manapun
harus dengan bahasa yang sopan, memiliki seni dan tentunya harus berani.
Meskipun
ia sibuk dengan kegiatan sanggarnya, Saidah tidak melupakan kewajibannya
sebagai seorang siswa, yaitu belajar.
“Yang diutamakan tentunya ya
belajar, meskipun dalam latihan di Sanggar Bahtera
saya tetap membawa buku pelajaran. Apabila ada waktu luang saya baca dan
pelajari buku itu. Seperti pada waktu sebelum dimulainya latihan, atau pada
malam hari di rumah saya mengulang kembali pelajaran yang diberikan Bapak ataupun Ibu
gurum” jelasnya pada saat ditemui di
lingkungan SMP N 6 Medan, Jalan Bahagia Medan.
Remaja
berkulit putih ini, diakui oleh gurunya selalu menjadi juara kelas sejak kelas
VII, karena ia merupakan anak yang memiliki
semangat belajar tinggi. Dalam kesempatan tersebut, Saidah juga menerangkan
bahwa dirinya pernah mengikuti Olimpiade Matematika tingkat SMP di Universitas
Negeri Medan. Meskipun hanya masuk 20 besar dari 117 peserta, hal ini tidak
menyurutkan niat dan usahanya untuk terus belajar dan berprestasi.
Banyak
pengalaman yang mengesankan baginya selama berada di SMP N 6 ini. Terkhusus,
dikatakannya, dalam ekstrakulikuler Sanggar
Bahtera. “Yang paling mengesankan itu
dari Sanggar Bahtera,
ketika ada event tertentu seperti
menampilkan drama, monolog, baca puisi, dan
berbalas pantun itu semacam ada kenangan tersendiri yang tidak akan pernah
terlupakan,” kenangnya.
Ternyata
kegiatan ekstrakulikuler tidak mengganggu keaktifan siswa di dalam kelas.
Meskipun mengikuti banyak kegiatan, namum Saidah Khairiyah Hasibuan juga dapat
berprestasi dalam bidang akademik. Jadi semus tergantung bagaimana semangat
belajar siswa itu sendiri. *** (Fela Felia Batubara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar