Rabu, 11 Desember 2013

YANG BERPRESTASI : Asnidar, S.Pd., Saidah Khairiyah Hasibuan (Rabu, 27 November 2013)



YANG BERPRESTASI
Asnidar, S.Pd.
Berkarya; Belajar dari Kesalahan

K
eberhasilan siswa tidak terlepas dari peranan guru. Sebab, siswa tidak akan bisa seratus persen
mampu berprestasi jika tanpa ada guru yang membimbing. Meskipun, tidak semua siswa memiliki pemikiran yang sama untuk terus berjuang mencapai prestasi. Akan tetapi, jika ada guru yang mampu untuk mengajak, mendidik, dan mengarahkan siswa mencapai prestasinya, apakah bukan hal yang sangat mulia? Sebab tidaklah semua guru bisa melakukan hal itu.
            Seperti yang dilakukan oleh Ibu Asnidar, S.Pd. (foto), guru Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 6 Medan, dapat dikatakan sukses mendidik siswa-siswinya. Sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia, belakangan ini telah mampu menghantarkan siswa-siswi SMPN 6 Medan untuk berkarya dalam bidang bahasa dan sastra.
“Baru-baru ini siswa kami telah mampu menciptakan sebuah Antologi Puisi yang berjudul Aksara Kembali Bersemi, ini adalah kumpulan puisi yang ditulis siswa-siswi sendiri,” ujarnya.
            Ia juga mengatakan bahwa puisi-puisi yang terangkum dalam antologi tersebut, juga telah pernah dimuat di beberapa surat kabar, seperti Harian Analisa dan Harian Mimbar Umum serta pernah juga dimusikalisasikan. Ini merupakan bentuk bukti nyata, bahwa guru bahasa dan sastra Indonesia mampu menyadarkan kepada siswanya untuk mencintai bahasa dan sastra Indonesia itu sendiri melalui menulis puisi.

Perintis Sanggar Bahtera SMP N 6 Medan
            “Selain berprofesi sebagai guru, saya turut membimbing anak-anak di dalam Sanggar Bahtera (Bahasa dan Sastra) yang merupakan bagian dari salah satu ekstrakulikuler sekolah ini,” kata ibu yang merintis Sanggar Bahtera di SMP N 6 Medan sejak tahun 2010 tersebut. Sehingga, siswa-siswi tidak hanya belajar bahasa dan sastra pada saat jam pelajaran saja.
            Dalam kegiatan sanggar tersebut, Ibu Asnidar mengaku bahwa terkadang ada sedikit kesulitan dalam proses mengajarkan menulis. “Kesulitan itu karena siswa yang masih terlihat malu-malu untuk menunjukkan tulisannya, sehingga menjadi tanggung jawab saya untuk membentuk mental yang kuat terhadap diri mereka agar tidak malu-malu,” ungkapnya.
            Ibu yang pernah mewakili Provinsi Sumatera Utara dalam kegiatan Lokakarya MMAS (Membaca Menulis dan Apresiasi Sastra) di Bogor ini, menanamkan kepada siswanya metode belajar dari kesalahan. Metode semacam ini, dapat diberikan kepada siswa agar dalam menulis tidak boleh takut dengan kesalahan supaya timbul adanya rasa percaya diri.
            Sanggar Bahtera telah dirintis sejak 2010. Meskipun baru beberapa tahun belakangan dan yang tergabung dalam keanggotaannya adalah masih siswa-siswa SMP,  tetapi sudah sangat membanggakan bagi nama baik SMPN 6 Medan.
            “Tidak hanya Antologi Puisi yang dimunculkan, melainkan beberapa dari anggota Sanggar Bahtera telah beberapa kali mengikuti lomba dan mendapat juara. Seperti pada 17 Agustus tahun 2012 lalu, Juara I Lomba Baca Puisi di Museum Negeri Sumatera Utara dan tahun ini mendapatkan Juara Harapan I,” sebut alumnis IKIP negeri Medan ini.
Selain itu, lanjutnya, pernah mendapatkan peringkat I dan II Lomba Baca Puisi  yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan yang berlangsung di Taman Budaya Sumatera Utara.
“Juga memborong gelar juara, Juara I, II, dan III pada lomba baca puisi di Universitas Negeri Medan serta Juara I dan III lomba serupa di Kampungniaga, Batangkuis, Deliserdang,” papar wanita ini ramah.
            Ia melanjutkan, anggota Sanggar Bahtera saat ini sekitar empat puluh orang siswa, yang terdiri atas Kelas VII, VIII, dan IX. Pertemuan rutin kesanggaran diadakan dalam seminggu dua kali, seperti di hari Rabu dan Sabtu, tetap di luar jam pelajaran sekolah.
Sanggar Bahtera juga memiliki prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa masuk sebagai anggota. Mereka harus mengisi formulir yang disetujui oleh orang tua dan mengikuti latihan selama dua bulan, lalu diuji menyangkut keterampilan berbahasa. Seperti keterampilan menjadi pewara (MC), menulis cerpen, dan membaca puisi, juga berbalas pantun.
            Jadi, ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi siswa-siswi untuk mengembangkan bakatnya.
“Saat ini ada keinginan dari anggota sanggar bahtera, yaitu ingin mendatangkan penulis nasional yang hebat agar bisa berbagi ilmu lebih dalam lagi mengenai keterampilan menulis,” ungkapnya pada saat ditemui di lingkungan SMP N 6 Medan. *** (Fela Felia Batubara)

 


Saidah Khairiyah Hasibuan
Menjadi Pemimpin Hingga Juara Kelas


K
ebanyakan pelajar saat ini lebih banyak menghabiskan waktu sepulang sekolah untuk
bermain-main atau sekadar berkumpul dengan teman-teman sepergaulannya. Bahkan, banyak yang lebih betah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di Warung Internet atau yang sering disebut dengan Warnet. Padahal sekolah telah menyiapkan berbagai ekstrakulikuler untuk siswa yang sangat berguna dan bermanfaat.
            Berbeda dengan salah seorang siswi SMP Negeri 6 ini. Saidah Khairiyah Hasibuan (foto) nama lengkapnya. Ia lebih senang menghabiskan waktu luangnya di lingkungan sekolah. “Saya lebih suka mengikuti latihan-latihan di sekolah daripada bermain-main di luar seperti latihan di sanggar,” katanya.
“Karena  saya adalah Ketua dari Sanggar Bahtera SMP N 6 Medan, jadi merasa memiliki tanggung jawab di dalam sanggar,” tambahnya.
            Saidah yang sudah duduk di bangku kelas IX ini memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat kuat. “Ya, saya ini orangnya sangat suka menjadi pemimpin dan tidak suka dipimpin,” ungkapnya dengan tegas. Dikarenakan jiwa kepemimpinannya inilah, sehingga ia dipercaya sebagai Ketua Sanggar Bahtera SMP N 6 Medan.
            “Kalau di dalam sanggar, saya sangat senang dapat melatih adik-adik kelas dalam berbahasa dan sastra, seperti berpuisi dan berbalas pantun,” kata nya.
Ia menambahkan, dalam melatih adik-adik kelas di depan guru atau di manapun harus dengan bahasa yang sopan, memiliki seni dan tentunya harus berani.
            Meskipun ia sibuk dengan kegiatan sanggarnya, Saidah tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang siswa, yaitu belajar.
“Yang diutamakan tentunya ya belajar, meskipun dalam latihan di Sanggar Bahtera saya tetap membawa buku pelajaran. Apabila ada waktu luang saya baca dan pelajari buku itu. Seperti pada waktu sebelum dimulainya latihan, atau pada malam hari di rumah saya mengulang kembali pelajaran yang diberikan Bapak ataupun Ibu gurum” jelasnya pada saat ditemui di lingkungan SMP N 6 Medan, Jalan Bahagia Medan.
            Remaja berkulit putih ini, diakui oleh gurunya selalu menjadi juara kelas sejak kelas VII, karena ia merupakan anak yang memiliki semangat belajar tinggi. Dalam kesempatan tersebut, Saidah juga menerangkan bahwa dirinya pernah mengikuti Olimpiade Matematika tingkat SMP di Universitas Negeri Medan. Meskipun hanya masuk 20 besar dari 117 peserta, hal ini tidak menyurutkan niat dan usahanya untuk terus belajar dan berprestasi.
            Banyak pengalaman yang mengesankan baginya selama berada di SMP N 6 ini. Terkhusus, dikatakannya, dalam ekstrakulikuler Sanggar Bahtera. “Yang paling mengesankan itu dari Sanggar Bahtera, ketika ada event tertentu seperti menampilkan drama, monolog, baca puisi, dan berbalas pantun itu semacam ada kenangan tersendiri yang tidak akan pernah terlupakan,” kenangnya.
            Ternyata kegiatan ekstrakulikuler tidak mengganggu keaktifan siswa di dalam kelas. Meskipun mengikuti banyak kegiatan, namum Saidah Khairiyah Hasibuan juga dapat berprestasi dalam bidang akademik. Jadi semus tergantung bagaimana semangat belajar siswa itu sendiri. *** (Fela Felia Batubara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar