Oleh : Indah Pratiwi
M
|
emiliki nama lengkap Winarti dan dikenal
dengan nama pena Win R.G. nama tersebut dipakai saat ia duduk di bangku kelas 2
SMA Negeri 1 Airputih, Indrapura, Batubara. Penyuka bunga natnitnol ini lahir
dan dibesarkan di desa Tanahtinggi, Batubara, 7 September 1983.
Sekarang banyak
menghabiskan waktunya di FKIP UMSU sebagai staf pendidik dan sekretaris jurusan
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, membina klub menulis yang ia gawangi
sendiri di Win’s Sharing Club sebagai ketua umum, direktur utama Format
Publishing, Ketua 2 Format UMSU (Forum Alumi Teropong), dan masih aktif di
Forum Lingkar Pena Sumut.
Win R.G
merupakan penulis yang terkenal di Sumatera Utara. Karya-karyanya telah tersebar
di berbagai media bahkan ia telah menerbitkan beberapa buku yang berbentuk
novel dan puisi seperti Novel Bintang
(2008), Novel Biarpun Bintang Benderang
(2010), Antologi puisi Ini Tentangmu, Perempuanku
(2010), Antologi Cerpen Kerdam Cinta
Palestina (2010), Antologi Puisi Nuun
FLP Sumut (2010), Novel Gelas Jodoh
(2011), serta Novel Jus Alpukat
(2012).
Salah satu puisi
karya Win R.G adalah puisi “Menangislah”. Puisi ini menceritakan bahwa ada
seorang lelaki yang sedang kesusahan. Saking beratnya beban kehidupan atau
masalah yang dihadapinya sehingga lelaki itu menjadi lara hatinya, tetapi ia
tidak ingin menangis. Dalam puisi tersebut pengarang menyarankan agar lelaki
tersebut menangis agar mengurangi sedikit beban hidup yang ditanggung olehnya,
karena menurut pengarang menangis merupakan salah satu bagian dari kerja hati.
Simaklah
puisinya seczra lengkap berikut ini.
Menangislah!
Win R.G
Win R.G
Ia sedang lara
tapi ia enggan menetes airmata
katanya sebab ia lelaki
apa lelaki tak boleh punya hati?
tak boleh bersisi sensi?
menangislah!
sebab menangis bagian dari kerja hati
yang kan menegarkan lara
tapi ia enggan menetes airmata
katanya sebab ia lelaki
apa lelaki tak boleh punya hati?
tak boleh bersisi sensi?
menangislah!
sebab menangis bagian dari kerja hati
yang kan menegarkan lara
Saya kurang
setuju terhadap pendapat si pengarang.
Menurut saya memang tidak salah lelaki itu menangis, tetapi saya kurang
menyukai itu karena bagi saya lelaki itu adalah sosok yang kuat. Seberat apapun
beban kehidupan yang ia tanggung dipundaknya tidak harus membuat ia lemah. Lelaki
itu adalah seorang pemimpin. Bagaimana ia akan dapat memimpin jika ia menjadi
lemah setiap mengalami kesusahan hidup yang berat.
Bagaimana pun
kesusahan hidupnya seorang lelaki harus mampu menghadapi dan menyembunyikan
kesusahannya itu. Tetapi, menurut saya di zaman sekarang ini jarang ada lelaki
yang selalu menanggapi dengan serius permasalahan hidupnya. Biasanya lelaki
akan lebih santai menanggapi setiap permasalahan.
Kali ini yang
membuat saya penasaran di dalam puisi tersebut tidak jelas kepada siapa puisi
itu dituju. Tujuan umum dari puisi tersebut dipersembahkan untuk kaum lelaki
tetapi, tidak diperlihatkan tujuan khususnya kepada siapa. Apakah untuk ayahnya
atau orang terdekatnya. Saya juga kurang memahami apa maksud dari puisi
tersebut. Itulah yang menjadi ciri khas dari
seorang penulis yang bernama pena Win R.G ini. Selalu membuat pembaca
penasaran dan bertanya-tanya di setiap penulisan karya-karyanya.
Saya sangat
menyukai semua karya-karya dari Win R.G. Saya sangat menyukai karya-karyanya
karena pemilihan diksi yang begitu indah sehingga membuat saya terkesan setiap
membaca karya-karyanya. Diksi yang digunakan pun begitu indah sehingga akan terasa
berbeda setiap membaca karya-karyanya dan tidak ketinggalan rasa penasaran yang
selalu ia sajikan dalam karya-karyanya untuk pembaca.
Pembaca dapat
mengambil banyak hal setelah membaca puisi “Menangislah”. Karena, bagaimanapun
di dalam puisi tersebut terdapat amanat yang baik yang dapat kita jadikan
sebagai masukan bagi diri kita. Amanat yang dapat kita ambil adalah jika kita
dalam kesusahan atau sedang menghadapi masalah salah satu solusi yang dapat
mengurangi beban tersebut adalah dengan cara menangis. Karena, tidak semua
permasalahan yang ada di dalam hidup kita dapat kita ceritakan pada orang lain.
***
Penulis,
adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar