Sabtu, 18 Mei 2013

ESAI : Kesulitan Pembaca dalam Memahami Puisi Win RG


Oleh : Indah Pratiwi


M
emiliki nama lengkap Winarti dan dikenal dengan nama pena Win R.G. nama tersebut dipakai saat ia duduk di bangku kelas 2 SMA Negeri 1 Airputih, Indrapura, Batubara. Penyuka bunga natnitnol ini lahir dan dibesarkan di desa Tanahtinggi, Batubara, 7 September 1983.
Sekarang banyak menghabiskan waktunya di FKIP UMSU sebagai staf pendidik dan sekretaris jurusan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, membina klub menulis yang ia gawangi sendiri di Win’s Sharing Club sebagai ketua umum, direktur utama Format Publishing, Ketua 2 Format UMSU (Forum Alumi Teropong), dan masih aktif di Forum Lingkar Pena Sumut.
Win R.G merupakan penulis yang terkenal di Sumatera Utara. Karya-karyanya telah tersebar di berbagai media bahkan ia telah menerbitkan beberapa buku yang berbentuk novel dan puisi seperti Novel Bintang (2008), Novel Biarpun Bintang Benderang (2010), Antologi puisi Ini Tentangmu, Perempuanku (2010), Antologi Cerpen Kerdam Cinta Palestina (2010), Antologi Puisi Nuun FLP Sumut (2010), Novel Gelas Jodoh (2011), serta Novel Jus Alpukat (2012).
Salah satu puisi karya Win R.G adalah puisi “Menangislah”. Puisi ini menceritakan bahwa ada seorang lelaki yang sedang kesusahan. Saking beratnya beban kehidupan atau masalah yang dihadapinya sehingga lelaki itu menjadi lara hatinya, tetapi ia tidak ingin menangis. Dalam puisi tersebut pengarang menyarankan agar lelaki tersebut menangis agar mengurangi sedikit beban hidup yang ditanggung olehnya, karena menurut pengarang menangis merupakan salah satu bagian dari kerja hati.
Simaklah puisinya seczra lengkap berikut ini.

Menangislah!
Win R.G

Ia sedang lara
tapi ia enggan menetes airmata
katanya sebab ia lelaki
apa lelaki tak boleh punya hati?
tak boleh bersisi sensi?
menangislah!
sebab menangis bagian dari kerja hati
yang kan menegarkan lara

Saya kurang setuju terhadap  pendapat si pengarang. Menurut saya memang tidak salah lelaki itu menangis, tetapi saya kurang menyukai itu karena bagi saya lelaki itu adalah sosok yang kuat. Seberat apapun beban kehidupan yang ia tanggung dipundaknya tidak harus membuat ia lemah. Lelaki itu adalah seorang pemimpin. Bagaimana ia akan dapat memimpin jika ia menjadi lemah setiap mengalami kesusahan hidup yang berat.
Bagaimana pun kesusahan hidupnya seorang lelaki harus mampu menghadapi dan menyembunyikan kesusahannya itu. Tetapi, menurut saya di zaman sekarang ini jarang ada lelaki yang selalu menanggapi dengan serius permasalahan hidupnya. Biasanya lelaki akan lebih santai menanggapi setiap permasalahan.
Kali ini yang membuat saya penasaran di dalam puisi tersebut tidak jelas kepada siapa puisi itu dituju. Tujuan umum dari puisi tersebut dipersembahkan untuk kaum lelaki tetapi, tidak diperlihatkan tujuan khususnya kepada siapa. Apakah untuk ayahnya atau orang terdekatnya. Saya juga kurang memahami apa maksud dari puisi tersebut. Itulah yang menjadi ciri khas dari  seorang penulis yang bernama pena Win R.G ini. Selalu membuat pembaca penasaran dan bertanya-tanya di setiap penulisan karya-karyanya.
Saya sangat menyukai semua karya-karya dari Win R.G. Saya sangat menyukai karya-karyanya karena pemilihan diksi yang begitu indah sehingga membuat saya terkesan setiap membaca karya-karyanya. Diksi yang digunakan pun begitu indah sehingga akan terasa berbeda setiap membaca karya-karyanya dan tidak ketinggalan rasa penasaran yang selalu ia sajikan dalam karya-karyanya untuk pembaca.
Pembaca dapat mengambil banyak hal setelah membaca puisi “Menangislah”. Karena, bagaimanapun di dalam puisi tersebut terdapat amanat yang baik yang dapat kita jadikan sebagai masukan bagi diri kita. Amanat yang dapat kita ambil adalah jika kita dalam kesusahan atau sedang menghadapi masalah salah satu solusi yang dapat mengurangi beban tersebut adalah dengan cara menangis. Karena, tidak semua permasalahan yang ada di dalam hidup kita dapat kita ceritakan pada orang lain. ***


Penulis, adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar