Selasa, 14 Februari 2012

GELANGGANG SAJAK (Sabtu, 26 November 2011(


GELANGGANG SAJAK

Abdul Rahman :

BANGKITLAH IBU PERTIWI



bangkitlah ibu pertiwi
selama matahari masih bersinar
selama keringat masih menetes di pucuk rambut
biar tubuhmu dicaplok
biar kekayaanmu dirampok
bangkitlah garuda
harapan itu masih ada
berjuanglah bangsaku
ambil kembali tubuh itu

ini tanahku, pergi kau
ambil kembali hartamu
ini istanaku, pergi kau
jalan itu masih terbentang
walau jarak semeter
tidak akan pernah dapat ditempuh
tanpa satu langkah kecil





Novelya Siregar :

MAMA



Mama. . . kau segalanya untukku
Mulai dalam kandungan
Kau menggotongku
Hingga aku lahir ke dunia ini
                            
 Kau yang melahirkan aku
Kau yang merawat aku
Tiada peduli panas terik, hujan yang melanda
Kau tetap ada di sampingku

Matamu selalu melihatku
Bibirmu selalu melihatku
Tiada harapan sirna dari hidupmu
Semangat pantang menyerah selalu ada dalam hidupmu

Mama . . . aku sayang mama
Kau cahaya hidupku
Cahaya benderang yang selalu menyelimutiku
Dalam suka maupun duka                  

Kasih sayangmu sepanjang masa
Kasih sayangmu tak terhingga
Kasih sayangmu tak terbalas
Kau bagaikan tongkat dalam kehidupanku

Jika tongkat itu patah
Maka patah pula hidupku
Jika tongkat itu tetap utuh berdiri
Niscaya hidupku akan bahagia selamanya




Hapriyanita Ramadhani :

AKU BISA



Sepinya malam ini dinginku
Heningnya malam ini, teriakku
Tak kusangka kulewati ini semua
Tanpa dirimu, tanpa kasihmu

Tiap hari aku mencoba,
Hujan selalu menghapus jejakmu,
Bintang selalu menari dalam pikiranku,
Mengapa ini terjadi padaku,

Kapan ini akan berakhir,
Atau apakah aku akan selalu begini,
Mengemis kasih sayang dari dirimu
Selamanya?

Tidak,
Aku kuat  untuk ini semua
Aku yakin bisa melewatinya
Dengan diriku sendiri




MAAF



Waktu berjalan begitu cepat
tak ada yang bisa kulakukan
hanya terdiam di sini
terpaku di sini

mengapa sulit sekali
sulit sekali untuk berkata maaf
sulit untuk berkata aku menyesal
sulit mengungkapkan yang aku rasakan

seandainya air bisa mengantarkan pesan,
seandainya udara membawa penyesalan
tak mungkin beban ini kupikul terus
seumur hidupku

tapi kini kau telah menghilang
tak tahu aku harus mencari di mana
mungkin ini memang takdirku
hidup dalam bayang dosaku padamu


(Mahasiswi Psikologi USU)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar