Selasa, 14 Februari 2012

Artikel (Sabtu 19 November 2011)


               MENULIS CERPEN DAN PUISI DENGAN STRATEGI IMAJINASI

Oleh : Dra. Mursini, M.Pd.


P
endidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki nilai spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan emosi dan intelektual serta ahlak mulia. Potensi tersebut harus dikembangkan agar siswa memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia (UU, Sindiknas, 2003:2).
Kepemilikan keterampilan tersebut harus dimiliki untuk mencapai tujuan pendidikan seperti mewujudkan dan mengarahkan siswa agar mampu berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki maupun bakat dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki tanggung jawab yang tinggi dan mandiri sehingga siswa tersebut memiliki kepribadian yang dinamis dan kreatif.
            Pembelajaran dan pemahaman sastra harus dimiliki siswa seutuhnya  agar dapat membentuk insan yang memiliki nilai-nilai luhur dan cerdas secara sepiritual. Pendidikan formal  menuntut agar siswa mampu mengapresiasi, memahami dan melahirkan karya sastra sebagai wujud dari pemahamannya terhadap karya sastra tersebut.
            Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang dan refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Pengarang sebagai individu mencoba menghasilkan karya berdasarkan pengalaman hidupnya, serta mengekspresikan ke dalam karya sastra.
            Masalah sastra di tanah air terutama di dunia pendidikan merupakan salah satu masalah yang cukup menarik perhatian para ahli. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang mampu menulis karya sastra baik berupa puisi atau cerpen. 
Untuk memacu minat siswa dalam menulis cerpen dan puisi, penulis mencoba menggunakan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif. Strategi yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dan puisi adalah strategi pembelajaran Imajinasi.
Strategi imajinasi merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan membuat siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Strategi imajinasi dirancang untuk membuat siswa dapat belajar secara mandiri dengan caranya sendiri sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari, sahingga melalui strategi ini diharapkan membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif  sehingga melahirkan karya-karya seperti puisi dan cerpen (Silberman, 2009:12).
Strategi ini merupakan bagian dari metode pembelajaran Active Learning yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Silberman (2009:12), teknik-teknik Active Learning ini dibagi dalam  tiga bagian.
Salah satunya adalah bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Bagian ini juga masih  terbagi lagi dalam delapan  komponen, salah satunya adalah mengenai belajar secara mandiri. Dalam bagian ini  siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung.
                        Belajar secara mandiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, imajinasi, menulis di sini dan saat ini, peta pikiran, belajar sekaligus bertindak, jurnal belajar, dan kontrak belajar, (Silberman, 2009: 194). Yang menjadi inti tulisan ini adalah strategi Imajinasi yang dilakukan melalui imaji visual sehingga siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama.

1. Pengertian Cerpen dan Puisi
a) Pengertian Cerpen
            Cerita pendek, sesuai dengan sebutannya memang sebuah cerita yang  tidak panjang. Alur cerita yang disajikan juga tidak berkepanjangan. Cara pengaturan cerita padat dan tepat sehingga masalah yang timbul dapat selesai.
            Kosasih (2003:12) menyatakan, “Cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaiaan, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.”
            Sebuah cerita pendek merupakan sebuah totalitas, cerita pendek mempunyai unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat. Menghasilkan sebuah karya cerita pendek yang baik, seorang pengarang harus memperhatikan dua unsur penting yaitu; unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Tulisan difokuskan pada unsur intrinsik cerpen. 
Ciri- ciri cerpen dapat disederhanakan seperti di  bawah ini :
1.      pada umumnya cerpen itu pendek;
2.      yang ditampilkan pengarang cerpen adalah hal yang benar-benar berarti dan penting;
3.      isi cerpen singkat dan padat;
4.      dalam cerpen tergambar bagaimana tokoh ceritanya menghadapi suatu pertikaian dan apa tindakan untuk menyelesaikan pertikaian itu; dan
5.      sanggup meninggalkan kesan dalam hati pembacanya.
            Cerpen sebagai salah satu karya rekaan (fiksi), merupakan satu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur. Unsur- unsur itu saling berkaitan, tidak terpisahkan satu sama lain, dan secara bersama- sama membentuk cerita. Somardjo (2004:18) menyatakan, “Unsur- unsur intrinsik cerpen yaitu plot, karakter, tema, setting, point of view dan suasana.”


b). Pengertian  Puisi
            Sudjiman (1996:16) mengatakan, “Puisi (poetry, Inggris; poes, Perancis) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait.”
Hal ini bersesuaian dengan pendapat Waluyo (2005:1) bahwa:
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Karena itu, salah satu usaha penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak. Karena itu, kata-kata dicarikan konotasi atau makna tambahannya dan dibuat bergaya dengan bahasa figuratif.
         
Dalam kata-kata yang dibuat bergaya dengan bahasa figuratif dan dibacakan dengan  diiringi musik dapat memudahkan dalam memahami sebuah puisi dan lebih menarik. Dalam hal ini Tarigan (1984:5)mengemukakan:

Hubungan antara puisi dengan musik amat erat hubungannya, kiranya tidak perlu diperdebatkan, semua orang tahu bahwa irama merupakan unsur utama puisi. Lagipula salah satu maksud utama puisi pada umumnyua 'not to speak but to sing', 'bukan berbicara tetapi berdendang' kepada penikmatnya.
         

            Dari pengertian puisi yang dikemukakan di atas,  dapat disimpulkan bahwa puisi adalah rangkaian kata yang diolah sedemikian rupa yang diwujudkan dari pengalaman hidup, imajinatif, dan pengagungan akan sesuatu yang disusun menurut irama serta menggunakan kata kiasan (konotasi). Dalam hal ini rangkaian kata yang diolah sedemikian rupa yang diwujudkan dari pengalaman hidup, imajinatif, dan pengagungan akan sesuatu yang dilantunkan juga termasuk puisi.
            Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

              Kosasih (2003:235) berpendapat bahwa ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut ini.
a)  Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
b) Dalam penyusunan unsur-unsur bahasa dirapikan dan diatur sebaik-     baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
c) Puisi berisi ungkapan pikiran, perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
d)  Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
e) Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan susunan puisi).
            Puisi sebagai salah satu karya kreatif yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, puisi terdiri atas dua bagian yakni struktur fisik dan struktur batin puisi. Jika dilihat sebagai satu bentuk keindahan, puisi memiliki dua unsur pembangunan. Kedua unsur itu berpadu erat saling berkaitan. Dua unsur tersebut menurut Djojosuroto (2006:15) adalah struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias (figurative language), pencitraan (imager), dan persajakan. Sedangkan struktur batin dibangun oleh pokok pikiran, tema, nada (tone), suasana (atmosphere), dan amanat (message).

2.      Penggunaan Strategi Imajinasi dalam Menulis Puisi dan Cerpen
a.      Hakikat Strategi Pembelajaran Imajinasi
            Kata strategi pada mulanya sangat akrab  di kalangan militer. Kata ini secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘strategos’ yang berarti pasukan dan ‘aegin’ yang berarti memimpin secara umum.
            Kata strategi yang dipergunakan di kalangan militer sering diartikan sebagai seni memenangkan perang melawan musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki seca maksimal. Namun, pada akhirnya kata tersebut tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tennis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, strategi pembelajaran, dan lain-lain.
            Jadi, kata strategi dapat diartikan sebagai rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah kemenangan.
            Memahami tersebut, maka strategi identik dengan teknik atau siasat yang dilakukan untuk mencapai kemenangan. Pengertian tersebut akan semakin meluas apabila berubah menjadi strategi pembelajaran. Apabila kata strategi digabungkan dengan kata pembelajaran menjadi strategi pembelajaran, maka pengertiannya akan meluas menjadi suatu cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau murid  dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.
            Hal ini senada dengan pendapat Sanjaya (2008 :126) yang mengemukakan, “Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
            Berkaitan dengan hal di atas, Kemp (1995) dalam Sanjaya (2008:126) menyatakan, “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.”
            Dari sumber yang sama, Dick and Carey (1985) menyebutkan, “Strategi pembelajaran itu adalah satu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.”
            Sedangkan Sagala (2009:222) mengemukakan, “Strategi bila diartikan dalam belajar mengajar disebut sebagai pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.”
            Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan berupa kegiatan perencanaan dan tindakan untuk mencapai pembelajaran yang ditetapkan.
            Strategi imajinasi merupakan salah satu strategi dari 101 cara atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang diperoleh oleh anak didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karekteristik pribadi yang mereka miliki.
            Di samping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap  tertuju pada proses pembelajaran. Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.
            Pemberian metode pembelajaran aktif pada anak didik dapat membantu ingatan mereka. Hal ini dapat menghantarkan mereka kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan dalam pembelajaran konvensional.
            Ada banyak strategi yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (2009) mengemukakan, 101 bentuk strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan tujuan yang diinginkan dapat dicapai anak didik. Salah satu diantara strategi yang terdapat dalam metode pembelajaran aktif adalah strategi imajinasi.
            Strategi imajinasi menggunakan  imaji visual. Melaui imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga berfungsi sebagai arah menuju menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya mungkin tampak membuat siswa kewalahan.
            Strategi imajinasi merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan membuat siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Strategi imajinasi dirancang untuk membuat siswa dapat belajar secara mandiri dengan caranya sendiri sehingga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari. Melalui strategi ini, diharapkan membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif dalam peningkatan kemampuan siswa menulis cerpen.



b.      Langkah-langkah Strategi Pembelajaran  Imajinasi

1.      Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata pelajaran ini menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual dapat membantu upaya mereka.
2.      Perintahkann siswa untuk menutup mata. Perkenalkan latihan relaksasi yang akan membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekaranng dari benak siswa. Gunakan musik latar, lampu temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya.
3.      Lakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka. Perintahkan siswa, dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat apa yang terdengar, misalnya ruang tidur mereka, lampu lalu lintas sewaktu berubah warna, dan rintik hujan.
4.      Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan) berikanlah sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:
a.       Pengalaman masa depan
b.      Suasana yang asing
c.       Persoalan untuk dipecahkan
d.      Sebuah proyek yang menanti untuk dikerjakan
5.      Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara    reguler agar siswa dapat membangun imaji visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera
6.      Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa untuk mengingat imaji mereka. Akhiri latihan itu dengan perlahan.
7.      Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman imaji mereka. Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk menuliskan apa yang mereka imajinasikan.


c. Kelebihan Strategi Pembelajaran Imajinasi
            Silberman (2009: 13-14) mengungkap beberapa kelebihan strategi imajinasi yang akan dijelaskan dalam pemaparan berikut.
1)      Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal
a)      Membantu tim: membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerja sama dan saling ketergantungan.
b)      Membantu proses belajar secara langsung sehingga menimbulkan minat awal terhadap pelajaran
2)      Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap secara Aktif
a)      Proses belajar satu kelas penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulus semua siswa.
b)      Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama.
3)      Menjadikan Belajar Tak Terlupakan
a)      Dapat meningkatkan dan mengikhtisarkan apa yang dipelajari dapat mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan keterampilan atau sikap.
b)      Dapat menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah belajar terakhir.
c)      Dapat menyampaikan pikiran,perasan,dan persolan yang dihadapi siswa.
d.      Kelemahan Strategi Pembelajaran Imajinasi
            Selain memiliki kelebihan, strategi pembelajaran imajinasi juga memiliki
kelemahan, yaitu  sebagai berikut.
1)      Stategi imajinasi hanya menjadi kumpulan kegembiraan dan permainan  semata atau hanya sekedar bersenang-senang.
2)      Strategi imajinasi hanya berfokus pada aktivitas itu sendiri sampai-sampai siswa tidak memahami apa yang mereka pelajari.
3)      Banyaknya waktu yang dihabiskan dalam strategi pembelajaran imajinasi.


Simpulan
Strategi imajinasi merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan yang membuat siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Strategi imajinasi dirancang untuk membuat siswa dapat belajar secara mandiri dengan caranya sendiri sehingga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.
Strategi imajinasi menggunakan  imaji visual. Melaui imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga berfungsi sebagai papan loncat menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya mungkin tampak membuat siswa kewalahan.
Langkah-langkah pengaplikasian strategi Imajinasi diawali dengan (1) memperkenalkan topik yang akan dibahas, (2) kemudian menugasi siswa untuk menutup mata, (3) melakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka, (4) memberikan sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya seperti pengalaman masa depan, (5) memberikan selang waktu hening secara reguler agar siswa dapat membangun imaji visual mereka sendiri, (6) mengakhiri pengarahan imaji dan menyuruh siswa untuk mengingat imaji mereka, (7) menyuruh siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman mereka kemudian menyuruh siswa untuk menuliskan apa yang mereka imajinasikan.
Dari pembehasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi imajinasi dapat membantu siswa dalam menghasilkan karya sastra dalam bentuk cerpen dan puisi. *** (Pernulis, dosen bahasa dan sastra Indonesia FBS Unimed)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar