MENULIS CERPEN DAN PUISI DENGAN STRATEGI
IMAJINASI
Oleh : Dra. Mursini, M.Pd.
P
|
endidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa dapat secara efektif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki nilai spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan
emosi dan intelektual serta ahlak mulia. Potensi tersebut harus dikembangkan
agar siswa memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara Indonesia (UU, Sindiknas, 2003:2).
Kepemilikan keterampilan tersebut harus dimiliki
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti mewujudkan dan mengarahkan siswa agar
mampu berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki maupun bakat dan potensi
yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki tanggung jawab yang
tinggi dan mandiri sehingga siswa tersebut memiliki kepribadian yang dinamis
dan kreatif.
Pembelajaran
dan pemahaman sastra harus dimiliki siswa seutuhnya agar dapat membentuk insan yang memiliki
nilai-nilai luhur dan cerdas secara sepiritual. Pendidikan formal menuntut agar siswa mampu mengapresiasi, memahami
dan melahirkan karya sastra sebagai wujud dari pemahamannya terhadap karya
sastra tersebut.
Karya
sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang dan
refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Pengarang sebagai
individu mencoba menghasilkan karya berdasarkan pengalaman hidupnya, serta
mengekspresikan ke dalam karya sastra.
Masalah
sastra di tanah air terutama di dunia pendidikan merupakan salah satu masalah
yang cukup menarik perhatian para ahli. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya
siswa yang mampu menulis karya sastra baik berupa puisi atau cerpen.
Untuk memacu minat siswa dalam menulis cerpen dan
puisi, penulis mencoba menggunakan strategi pembelajaran yang dapat membuat
siswa menjadi aktif. Strategi yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan
siswa dalam menulis cerpen dan puisi adalah strategi pembelajaran Imajinasi.
Strategi imajinasi merupakan strategi pembelajaran
yang bertujuan membuat siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan
diri dan merenung. Strategi imajinasi dirancang untuk membuat siswa dapat
belajar secara mandiri dengan caranya sendiri sehingga memberi kesempatan kepada
siswa untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari,
sahingga melalui strategi ini diharapkan membantu siswa mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif sehingga melahirkan karya-karya seperti puisi
dan cerpen (Silberman, 2009:12).
Strategi ini merupakan bagian dari metode
pembelajaran Active Learning yang
bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Silberman (2009:12), teknik-teknik
Active Learning ini dibagi dalam tiga bagian.
Salah satunya adalah bagaimana membantu siswa
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Bagian ini juga
masih terbagi lagi dalam delapan komponen, salah satunya adalah mengenai
belajar secara mandiri. Dalam bagian ini
siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan
untuk memfokuskan diri dan merenung.
Belajar
secara mandiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, imajinasi, menulis di sini
dan saat ini, peta pikiran, belajar sekaligus bertindak, jurnal belajar, dan
kontrak belajar, (Silberman, 2009: 194). Yang menjadi inti tulisan ini adalah strategi Imajinasi yang dilakukan melalui imaji visual sehingga siswa dapat
menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai suplemen
kreatif dalam belajar bersama.
1. Pengertian Cerpen dan
Puisi
a) Pengertian Cerpen
Cerita pendek, sesuai dengan sebutannya memang
sebuah cerita yang tidak panjang. Alur
cerita yang disajikan juga tidak berkepanjangan. Cara pengaturan cerita padat
dan tepat sehingga masalah yang timbul dapat selesai.
Kosasih (2003:12)
menyatakan, “Cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen
dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaiaan, peristiwa yang
mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah
dilupakan.”
Sebuah cerita pendek
merupakan sebuah totalitas, cerita pendek mempunyai unsur-unsur yang saling
berkaitan satu dengan yang lain secara erat. Menghasilkan sebuah karya cerita
pendek yang baik, seorang pengarang harus memperhatikan dua unsur penting
yaitu; unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Tulisan difokuskan pada unsur
intrinsik cerpen.
Ciri- ciri cerpen dapat disederhanakan seperti
di bawah ini :
1. pada umumnya cerpen itu pendek;
2. yang ditampilkan pengarang cerpen adalah
hal yang benar-benar berarti dan penting;
3. isi cerpen singkat dan padat;
4. dalam cerpen tergambar bagaimana tokoh
ceritanya menghadapi suatu pertikaian dan apa tindakan untuk menyelesaikan
pertikaian itu; dan
5. sanggup meninggalkan kesan dalam hati
pembacanya.
Cerpen
sebagai salah satu karya rekaan (fiksi), merupakan satu kesatuan yang terdiri
dari berbagai unsur. Unsur- unsur itu saling berkaitan, tidak terpisahkan satu
sama lain, dan secara bersama- sama membentuk cerita. Somardjo (2004:18)
menyatakan, “Unsur- unsur intrinsik cerpen yaitu plot, karakter, tema, setting,
point of view dan suasana.”
b). Pengertian Puisi
Sudjiman
(1996:16) mengatakan, “Puisi (poetry,
Inggris; poes, Perancis) adalah ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik
dan bait.”
Hal ini bersesuaian dengan pendapat Waluyo
(2005:1) bahwa:
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif). Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan.
Karena itu, salah satu usaha penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki
persamaan bunyi (rima). Kata-kata
itu mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak. Karena itu, kata-kata
dicarikan konotasi atau makna tambahannya dan dibuat bergaya dengan bahasa
figuratif.
Dalam kata-kata yang dibuat bergaya dengan
bahasa figuratif dan dibacakan dengan
diiringi musik dapat memudahkan dalam memahami sebuah puisi dan lebih
menarik. Dalam hal ini Tarigan (1984:5)mengemukakan:
Hubungan antara puisi dengan musik amat
erat hubungannya, kiranya tidak perlu diperdebatkan, semua orang tahu bahwa
irama merupakan unsur utama puisi. Lagipula salah satu maksud utama puisi pada
umumnyua 'not to speak but to sing',
'bukan berbicara tetapi berdendang' kepada penikmatnya.
Dari
pengertian puisi yang dikemukakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa puisi adalah rangkaian kata yang diolah
sedemikian rupa yang diwujudkan dari pengalaman hidup, imajinatif, dan
pengagungan akan sesuatu yang disusun menurut irama serta menggunakan kata
kiasan (konotasi). Dalam hal ini rangkaian kata yang diolah sedemikian rupa
yang diwujudkan dari pengalaman hidup, imajinatif, dan pengagungan akan sesuatu
yang dilantunkan juga termasuk puisi.
Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda
dengan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa
yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah
kata-kata yang konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Kosasih
(2003:235) berpendapat bahwa ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut ini.
a) Dalam
puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
b) Dalam penyusunan unsur-unsur bahasa dirapikan
dan diatur sebaik- baiknya dengan memperhatikan
irama dan bunyi.
c) Puisi berisi ungkapan
pikiran, perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
d) Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
e) Puisi dibentuk oleh
struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin
(tema, amanat, perasaan, nada, dan susunan puisi).
Puisi sebagai salah satu karya kreatif yang
diwujudkan dalam bentuk bahasa, puisi terdiri atas dua bagian yakni struktur
fisik dan struktur batin puisi. Jika dilihat sebagai satu bentuk keindahan,
puisi memiliki dua unsur pembangunan. Kedua unsur itu berpadu erat saling
berkaitan. Dua unsur tersebut menurut Djojosuroto (2006:15) adalah struktur
fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias
(figurative language), pencitraan (imager), dan persajakan. Sedangkan
struktur batin dibangun oleh pokok pikiran, tema, nada (tone), suasana (atmosphere),
dan amanat (message).
2.
Penggunaan Strategi Imajinasi dalam
Menulis Puisi dan Cerpen
a.
Hakikat Strategi Pembelajaran Imajinasi
Kata
strategi pada mulanya sangat akrab di kalangan militer. Kata ini secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘strategos’ yang berarti pasukan
dan ‘aegin’ yang berarti memimpin secara umum.
Kata
strategi yang dipergunakan di kalangan militer sering diartikan sebagai seni
memenangkan perang melawan musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki seca
maksimal. Namun, pada akhirnya kata tersebut tidak hanya dipergunakan untuk
kepentingan militer saja, tetapi berkembang ke berbagai bidang yang berbeda
seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tennis), catur,
ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, strategi pembelajaran, dan
lain-lain.
Jadi,
kata strategi dapat diartikan sebagai rencana jangka panjang dengan diikuti
tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya
adalah kemenangan.
Memahami
tersebut, maka strategi identik dengan teknik atau siasat yang dilakukan untuk
mencapai kemenangan. Pengertian tersebut akan semakin meluas apabila berubah
menjadi strategi pembelajaran. Apabila kata strategi digabungkan dengan kata
pembelajaran menjadi strategi pembelajaran, maka pengertiannya akan meluas
menjadi suatu cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh
oleh seorang guru atau murid dalam
melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.
Hal
ini senada dengan pendapat Sanjaya (2008 :126) yang mengemukakan, “Strategi
pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Berkaitan
dengan hal di atas, Kemp (1995) dalam Sanjaya (2008:126) menyatakan, “Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.”
Dari
sumber yang sama, Dick and Carey (1985) menyebutkan, “Strategi pembelajaran itu
adalah satu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.”
Sedangkan
Sagala (2009:222) mengemukakan, “Strategi bila diartikan dalam belajar mengajar
disebut sebagai pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.”
Dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan berupa
kegiatan perencanaan dan tindakan untuk mencapai pembelajaran yang ditetapkan.
Strategi
imajinasi merupakan salah satu strategi dari 101 cara atau strategi yang
digunakan dalam pembelajaran aktif (active
learning). Pembelajaran aktif (active
learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang
diperoleh oleh anak didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karekteristik pribadi yang mereka miliki.
Di
samping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak
didik agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran. Pembelajaran aktif (active
learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus
dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi
hal yang menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.
Pemberian
metode pembelajaran aktif pada anak didik dapat membantu ingatan mereka. Hal
ini dapat menghantarkan mereka kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal
ini kurang diperhatikan dalam pembelajaran konvensional.
Ada
banyak strategi yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Mel
Silberman (2009) mengemukakan, 101 bentuk strategi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas
sesuai dengan tujuan yang diinginkan dapat dicapai anak didik. Salah satu
diantara strategi yang terdapat dalam metode pembelajaran aktif adalah strategi
imajinasi.
Strategi
imajinasi menggunakan imaji visual.
Melaui imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji
cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga
berfungsi sebagai arah menuju menuju proyek atau tugas independen yang pada
awalnya mungkin tampak membuat siswa kewalahan.
Strategi
imajinasi merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan membuat siswa mampu
mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Strategi imajinasi
dirancang untuk membuat siswa dapat belajar secara mandiri dengan caranya
sendiri sehingga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi
atas apa yang mereka pelajari. Melalui strategi ini, diharapkan membantu siswa
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif dalam peningkatan
kemampuan siswa menulis cerpen.
b.
Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Imajinasi
1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan
kepada siswa bahwa mata pelajaran ini menuntut kreativitas dan penggunaan imaji
visual dapat membantu upaya mereka.
2.
Perintahkann
siswa untuk menutup mata. Perkenalkan latihan relaksasi yang akan membersihkan
pikiran-pikiran yang ada sekaranng dari benak siswa. Gunakan
musik latar, lampu temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya.
3. Lakukan latihan pemanasan untuk membuka
“mata batin” mereka. Perintahkan siswa, dengan mata mereka tertutup, untuk
berupaya menggambarkan apa yang terlihat apa yang terdengar, misalnya ruang
tidur mereka, lampu lalu lintas sewaktu berubah warna, dan rintik hujan.
4. Ketika para siswa merasa rileks dan
terpanaskan (setelah latihan pemanasan) berikanlah sebuah imaji untuk mereka
bentuk. Saran-sarannya meliputi:
a.
Pengalaman masa depan
b.
Suasana yang asing
c.
Persoalan untuk dipecahkan
d.
Sebuah proyek yang menanti
untuk dikerjakan
5.
Sewaktu menggambarkan imajinya,
berikan selang waktu hening secara
reguler agar siswa dapat membangun imaji visual mereka sendiri. Buatlah
pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera
6.
Akhiri pengarahan imaji dan
instruksikan siswa untuk mengingat imaji mereka. Akhiri latihan itu dengan
perlahan.
7.
Perintahkan siswa untuk
membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman imaji mereka. Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji
mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk menuliskan apa yang mereka
imajinasikan.
c. Kelebihan Strategi
Pembelajaran Imajinasi
Silberman (2009: 13-14) mengungkap
beberapa kelebihan strategi imajinasi yang akan dijelaskan dalam pemaparan
berikut.
1)
Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal
a)
Membantu tim: membantu siswa
lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerja sama dan saling
ketergantungan.
b)
Membantu proses belajar secara
langsung sehingga menimbulkan minat awal terhadap pelajaran
2) Membantu Siswa Mendapatkan
Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap secara Aktif
a)
Proses belajar satu kelas
penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulus semua siswa.
b) Diskusi kelas: dialog dan debat tentang
persoalan-persoalan utama.
3) Menjadikan Belajar Tak
Terlupakan
a)
Dapat meningkatkan dan
mengikhtisarkan apa yang dipelajari dapat mengevaluasi perubahan-perubahan
pengetahuan keterampilan atau sikap.
b) Dapat menentukan bagaimana siswa akan
melanjutkan belajarnya setelah belajar terakhir.
c)
Dapat menyampaikan pikiran,perasan,dan
persolan yang dihadapi siswa.
d.
Kelemahan Strategi Pembelajaran Imajinasi
Selain
memiliki kelebihan, strategi pembelajaran imajinasi juga memiliki
kelemahan, yaitu sebagai
berikut.
1)
Stategi imajinasi hanya menjadi
kumpulan kegembiraan dan permainan
semata atau hanya sekedar bersenang-senang.
2)
Strategi imajinasi hanya
berfokus pada aktivitas itu sendiri sampai-sampai siswa tidak memahami apa yang
mereka pelajari.
3)
Banyaknya waktu yang dihabiskan
dalam strategi pembelajaran imajinasi.
Simpulan
Strategi imajinasi merupakan strategi pembelajaran
yang bertujuan yang membuat siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk
memfokuskan diri dan merenung. Strategi imajinasi dirancang untuk membuat siswa
dapat belajar secara mandiri dengan caranya sendiri sehingga memberi siswa
kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.
Strategi imajinasi menggunakan imaji visual. Melaui imaji visual, siswa
dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai suplemen
kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga berfungsi sebagai papan loncat
menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya mungkin tampak membuat
siswa kewalahan.
Langkah-langkah pengaplikasian strategi Imajinasi diawali dengan (1)
memperkenalkan topik yang akan dibahas, (2) kemudian menugasi siswa untuk
menutup mata, (3) melakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin”
mereka, (4) memberikan sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya seperti
pengalaman masa depan, (5) memberikan selang waktu hening secara reguler agar
siswa dapat membangun imaji visual mereka sendiri, (6) mengakhiri pengarahan
imaji dan menyuruh siswa untuk mengingat imaji mereka, (7) menyuruh siswa untuk
membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman mereka kemudian menyuruh
siswa untuk menuliskan apa yang mereka imajinasikan.
Dari pembehasan di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan strategi imajinasi dapat membantu siswa dalam menghasilkan karya
sastra dalam bentuk cerpen dan puisi. *** (Pernulis,
dosen bahasa dan sastra Indonesia FBS Unimed)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar